NILAI KESEJAHTERAAN PELAKU SENI RONGGENG AMEN SEBAGAI PENDUKUNG PARIWISATA DI KABUPATEN PANGANDARAN

  • Rahmat Priyanto STP ARS Internasional
  • Vivih Vira Yuniar STP ARS Internasional
  • Yuliana Pinaringsih Kristiutami Akademi Pariwisata BSI Bandung
Keywords: Kesejahteraan, Kesenian & Wisata Budaya

Abstract

Pantai Pangandaran menjadi salah satu sektor yang paling populer dimana terjadi pengingkatan jumlah wisatawan pada setiap tahunnya. Namun kurangnya pengelolaan secara maksimal terhadap wisata budaya berdampak terhadap kondisi kesejahteraan pelaku seni Ronggeng Amen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan pelaku seni Ronggeng Amen di Kabupaten Pangandaran. Pengambilan data dilakukan dengan dengan metode kualitatif deskriptif. Dengan data primer berupa hasil dari kegiatan wawancara dan data sekunder berupa hasil studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kesejahteraan pelaku seni Ronggeng Amen masih dalam tingkat ekonomi yang kurang. Sehingga hasil analisis memunculkan upaya dalam pengembangan kesenian Ronggeng Amen guna meningkatkan kesejahteraan para pelaku seninya dengan beberapa hal sebagai berikut : Memperbanyak sarana pementasan, Kesadaran Pemerintah Kabupaten Pangandaran, Pembinaan terhadap pelaku seni Ronggeng Amen, Bantuan dan pendanaan terhadap pelaku seni Ronggeng Amen dan melakukan evaluasi langsung oleh pemenrintah daerah kepada pelaku seni Ronggeng Amen

References

[1] Cahyono, B., & Adhiatma, A. (2018). Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau. 1(1), 131–144.
[2] Endarini, A. (2017). Pelestarian kesenian babalu di sanggar putra budaya desa proyonanggan kabupaten batang.
[3] Latif, S. (2019). Analisis Strategi Pengembangan Wisata Pesisir : Studi Pada Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Pangandaran. 7245–7262.
[4] Moleong. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[5] Mustajab, A. (2013). Sistem Manajemen Sanggar seni Ambarala Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
[6] Permatasari, D. (2018). Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan Oleh Uptd Pariwisata Wilayah Pangandaran. 4, 64–76.
[7] Prasodjo, T. (2017). Pengembangan Pariwisata Budaya dalam Perspektif Pelayanan Publik. 3(1).
[8] Rosni. (2017). Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. (2002), 53–66.
[9] Rulloh, N. (2017). Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Objek Wisata Berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam. 1–120.
[10] Samranah. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Pada Santri Kelas X SMA Di Pondok Pesantren Ummul Mukminin Makasar.
[11] Satria, E., Atina, N., Simbolon, M. E., & Windarto, A. P. (2018). SPK : ALGORITMA MULTI-ATTRIBUTE UTILITY THEORY ( MAUT ) PADADESTINASI TUJUAN WISATA LOKAL DI KOTA SIDAMANIK. 3(2), 168–172.
[12] Simamora, K. R., & Sinaga, S. R. (2016). Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Pariwisata Alam dan Budaya di Kabupaten Tapanuli Utara. 4(1), 79–96.
[13] Sucipta, K., & Biasa, M. I. (2019). Peran Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi DKI Jakarta Pada festival Seni Geguntangan Dalam Melesatarikan Budaya Hindu. (September 2019).
[14] Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (2nd ed.). Bandung: Alfabeta.
[15] Suherti, O. (2006). Gending ibing lulugu dalam pertunjukan ronggeng tayub di ciamis. (212), 16–26.
[16] Sukarma, I. W. (2017). Pengembangan kearifan lokal seni budaya melalui pendidikan berbasis banjar di bali. 21–32.
[17] Syarifuddin, D. (2017). SENI PERTUNJUKAN SAUNG ANGKLUNG UDJO KOTA BANDUNG , INDONESIA. 1–9.
[18] Yulianti, D. (2020). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat.
[19] Zulfajri, T. (2019). Pengembangan Festival Sebagai Daya Tarik Pariwisata.
Published
2020-12-03
How to Cite
Priyanto, R., Yuniar, V. and Kristiutami, Y. (2020) “NILAI KESEJAHTERAAN PELAKU SENI RONGGENG AMEN SEBAGAI PENDUKUNG PARIWISATA DI KABUPATEN PANGANDARAN”, Jurnal Ilmiah Hospitality, 9(2), pp. 209-218. doi: 10.47492/jih.v9i2.294.
Section
Articles