NYALE (CACING LAUT) SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL PELESTARI BUDAYA DI NUSA TENGGARA BARAT

  • Oktomi Harja Politeknik Pariwisata Lombok
  • Nirmalasari Nirmalasari SMK Anak Bangsa
  • Hizbul Wathoni Institut Agama Islam Al-Manan NU Lombok Timur
Keywords: Budaya, Makanan Tradisional, Nyale

Abstract

Indonesia memiliki beragam kuliner berdasarkan daerah setempat. Setiap Provinsi memiliki ragam budaya, bahasa, dan makanan tersendiri. Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki makanan unik yang oleh masyarakat setempat menyebutnya Nyale. Nyale merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat NTB, nyale adalah cacing laut jika dalam bahasa indonesia, yang konon muncul setahun sekali, menurut kepercayaan masyarakat sekitar, nyale merupakan reinkarnasi dari putri Mandalika, sehingga setahun sekali masyarakat NTB merayakan aroma festival nyale (menangkap nyale). fungsi festival bau nyale sebagai upaya melestarikan budaya, serta mengetahui nilai-nilai budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makanan tradisional nyale sebagai kuliner khas dalam pelestarian tradisi budaya dalam peristiwa  bau nyale dengan nilai-nilai yang terkandung dalam perayaan setahun sekali di Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui Nyale merupakan makanan tradisional masyarakat NTB yang dalam proses penangkapan-nya disebut dengan istilah Bau Nyale. Proses mendapatkan-nya melalui serangkaian ritual budaya tersendiri yang berdampak pada daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara serta bau nyale dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan kearifan lokal dan norma-norma yang terkandung dalam nilai filosofis dan historis masyarakat setempat melalui tradisi bau nyale itu sendiri.

Published
2022-12-02
How to Cite
Harja, O., Nirmalasari, N. and Wathoni, H. (2022) “NYALE (CACING LAUT) SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL PELESTARI BUDAYA DI NUSA TENGGARA BARAT”, Jurnal Ilmiah Hospitality, 11(2), pp. 975-980. doi: 10.47492/jih.v11i2.2303.
Section
Articles