MIE BASAH ORGANIK BERBAHAN TALAS LOKAL DENGAN KOMBINASI KANGKUNG LOMBOK DI HOTEL PRATAMA (ORGANIC TARO WATER SPINACH WET NOODLES)
Abstract
Minimnya pilihan pangan organik di sekitar kita menjadi perhatian serius para peneliti serta semakin meningkatnya penggunaan bahan pengawet sintetik tanpa kita sadari dampak dari pangan anorganik yang berbahaya dalam jangka waktu yang lama. Atas dasar itu, penelitian ini bertujuan untuk memotivasi produksi talas dengan kangkung/kangkung agar dapat menjadi pangan organik yang dapat dinikmati oleh semua umur dan yang terpenting berkelanjutan sehingga petani talas juga dapat merasakan manfaat ekonominya. Selama ini pembuatan mie basah selalu menggunakan bahan-bahan tambahan baik sintetis maupun alami yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kekenyalan, namun dampaknya membuat kita cepat mengantuk, untuk itu penelitian ini sebagai solusi alternatif. Hasil penelitian ini diperoleh kombinasi tepung talas dan tepung terigu sesuai dengan tingkat kesukaan panelis yang intinya proses pencampuran harus pada waktu yang tepat. Hasilnya formula 2 (F2) dengan substitusi 50% tepung talas dan 50% tepung terigu lebih unggul dibandingkan formula 1 (F1) dengan substitusi 30% tepung talas dan 70% tepung terigu dan juga dibandingkan dengan formula 3 ( F3) dengan substitusi tepung talas 70% dan tepung terigu 30%, berarti formula yang paling populer adalah Formula 2 (F2). Perpaduan yang homogen dan khas dari perpaduan bahan dan teknik yang tepat membuat para panelis menyukai ketiga formula tersebut, hal ini terbukti dengan nilai tinggi yang diberikan pada semua formula yang diuji ketiga formula ini dapat dijadikan sebagai jenis mie terbarukan yang mempunyai ciri khas yang unik dan istimewa. di samping manfaat lain yang dibutuhkan tubuh kita.
References
[2] Astawan, Made. 2005. Membuat Mie dan Bihun. Penebit Swadaya. Yogyakarta.
[3] Ariani dan Hermanto. 2016. Penganekaragaman konsumsi pangan di Indonesia permasalahan dan implikasi untuk kebijakan dan program, Analisis Kebijakan Pertanian
[4] Brain, R. 2010. The Local Food Movement: Definitions, Benefits and Resources Department of Environment and Society. Utah State University Extension Sustainability
[5] Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur. 2015. Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian. Penerbit UIN – MALIKI PRESS, jalan Gajayana 50 Malang 65144.
[6] FAO. 1997. Assement of the Household Food Security Situation, Based on the Agregat Household Security Index and The Six World Food Survey Commite on World Food Security Twenty Third Sesion. Rome - Italia.
[7] Farah Rizki, 2015, Keajaiban 30 Sayuran untuk mencegah dan mengatasi aneka penyakit.
[8] Fiki Fitriya Silmi Kafah. 2016, Karakteristik Tepung Talas (Colacasia esculenta.L) dan Pemanfaatannya Dalam Pembuatan Cake. Bogor: Jurusan Pertanian Bogor
[9] Gumilang, R, S. Bambang, Y. Rini. 2015. Uji Karakteristik Mie Instan Berbahan Baku Tepung Terigu dengan Substitusi Tepung Talas (Colocasia Esculenta (L.) Schott). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis Vol. 3 No. 2.
[10] Hartati, N. S. dan T. K. Prana. 2013. Analisis Kadar Pati dan Serat Kasar Tepung beberapa Kultivar Talas (Colocasia esculenta L. Schott). Jurnal Natur Indonesia 6 (1): 29-33.
[11] Putri, Dania Amalia .2020 pengaruh suhu dan waktu pemanasan pada pati talas modifikasi dengan metode heat moisture treatment. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Malang
[12] Lestari, S. dan P.N. Susilawati. 2015. Uji organoleptik mie basah berbahan dasar tepung talas beneng (Xantoshoma undipes) untuk meningkatkan nilai tambah bahan pangan lokal banten. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversity Indonesia, Maret 2015. Yogyakarta. Hlm: 941-946.
[13] McDaniel and Roger Gates copyright 2015, Marketing Research Professor Emeritus University of Texas at Arlingto penerbit wiley.
[14] Riyadi.2003.Kebiasaan Makan Masyarakat Dalam Kaitannya Dengan Penganekaragaman Konsumsi Pangan. Prosiding Simposium Pangan dan Gizi serta Kongres IV Bergizi dan Pangan Indonesia. Jakarta.
[15] Rukmana, yudirachman 2016. Macam-macam jenis tanaman talas di Indonesia. Hal. 79-96
[16] Rahmawati, W. A. K. Yovita, A. Nita. 2012. Karakterisasi Pati Talas (Colocasia esculenta (L.) Schoot) sebagai Alternatif Sumber Pati Industri Indonesia. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1 No. 1, Tahun 2012, Halaman 347-351.
[17] Sawit, M.H. 2003. Kebijakan Gandum /Terigu: Harus Mampu Menumbuh kembangkan Industri Pangan dalam Negeri. Analisis kebijakan Pertanian 1(2): 57-67
[18] Sudjana, 2014, Metode Statistika, Bandung penerbit Tarsito
[19] Suryani dan Rachman 2008 Perubahan Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Di Perdesaan 13-25
[20] Therik, F.S.A Marliyati dan L. N. Yulianti. 2016. Pemanfaatan Tepung Talas Sebagai Bahan Subtitusi Tepung Terigu dalam Pembuatan Cookies. Jurnal Media Gizi dan Keluarga 24 (1):45-52.
[21] Umar, Husein, 2016, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Jakarta Gramedia Pustaka Utama.