PENGEMBANGAN POTENSI BUDAYA WAYANG KULIT SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA BONJERUK KABUPATEN LOMBOK TENGAH

  • Zaenun Nasri Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram
  • I Made Suyasa Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram
  • Ida Nyoman Tri Darma Putra Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram
Keywords: Pengembangan, Budaya Wayang Kulit, SWOT.

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Potensi budaya wayang kulit dan Strategi pengembangan budaya wayang kulit sebagai daya tarik wisata di Desa Wisata Bonjeruk. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi pengembangan budaya wayang kulit sebagai daya tarik wisata dan strategi pengembangan potensi budaya wayang kulit sebagai daya tarik wisata di Desa Wisata Bonjeruk. Penelitian ini disajikan secara deskriptif yaitu menggambarkan dari informasi tentang Budaya Wayang Kulit di Desa Wisata Bonjeruk. Adapun metode pengumpulan data yang diajukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa, Budaya Wayang Kuli di Desa Bonjeruk sangat menarik dan layak untuk dikembangkan karena masih kuatnya adat dalam mempertahankan wayang dalam melaksanakan aktivitas perwayangan seperti melakukan ritual khusus. Dalam pengembangan Budaya Wayang Kulit di Desa Wisata Bonjeruk ini ternyata masih mengalami berbagai kendala yang ada, antara lain, Kendala dari kualitas sumber daya manusia terutama dalam kaitan regenerasi wayang kulit, dan fasilitas pendukung kegiatan pertunjukan wayang kulit yang masih belum memadai. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Potensi Budaya Wayang Kulit di Desa Wisata Bonjeruk sangat layak untuk dikembangkan, agar dapat dikenal oleh khalayak umum dan peran masyarakat setempat khususnya generasi muda dan pihak pengelola wayang kulit dalam strategi pengembangan budaya wayang kulit tersebut sangat diperlukan agar tercipta kawasan wisata yang potensial untuk dikunjungi.

References

[1] Anggoro, B. (2018). “Wayang dan Seni Pertunjukan” Kajian Sejarah Perkembangan Seni Wayang di Tanah Jawa sebagai Seni Pertunjukan dan Dakwah. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 2(2), 257-268.
[2] Arida, I. N. S., & Sukma, N. (2017). Kajian Penyusunan Kriteria-Kriteria Desa Wisata Sebagai Instrumen Dasar Pengembangan Desawisata. Jurnal Analisis Pariwisata Issn, 1410-3729.
[3] Arif, M., & Handayani, E. F. (2015). Budaya Literasi Madrasah Ibtidaiyah (Studi Kasus Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kesamben Wetan Driyorejo Gresik). MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 7(2), 198-220.
[4] Atmoko, T. P. H. (2014). Strategi pengembangan potensi desa wisata Brajan kabupaten Sleman. Media Wisata, 12(2).
[5] EkoPrianto, dkk. (2021). Strategi Pengembangan Desa Wisata di Wilayah Exit Jalan Tol Serang Panimbang. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(1), 482-492.
[6] Gautama, dkk. (2020). Pengembangan desa wisata melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 355-369.
[7] Heryati, Y. (2019). Potensi Pengembangan Obyek Wisata Pantai Tapandullu Di Kabupaten Mamuju. GROWTH Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 1(1), 56-74.
[8] Junaida, E. (2019). Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Word Of Mouth terhadap Keputusan Wisata Berkunjung ke Taman Hutan Kota di Kota Langsa. Jurnal Samudra Ekonomi dan Bisnis, 10(2), 146-155.
[9] Kanom, dkk. (2020). Recovery Pariwisata Banyuwangi Pasca Covid 19. Media Bina Ilmiah, 15(3), 4257-4266.
[10] Khotimah, Khusnul, dkk, 2017 Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Budaya (Studi Kasus pada Kawasan Situs Trowulan sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto) 56-65.
[11] Mulyadi, E. (2018). Strategi Pengembangan Budaya Religius di Madrasah. Jurnal Kependidikan, 6(1), 1-14.
[12] Murianto. (2019). Desa Bonjeruk Sebagai Desa Wisata Berbasis Alam dan Budaya di Lombok Tengah. Jurnal Ilmiah Hospitality, 8(1).
[13] Nafila, O. (2013). Peran Komunitas Kreatif dalam Pengembangan Pariwisata Budaya di Situs Megalitikum Gunung Padang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24(1), 65-80.
[14] Prasodjo, T. (2017). Pengembangan Pariwisata Budaya dalam Perspektif Pelayanan Publik. Jurnal Office, 3(1), 7-12.
[15] Priyanto, P. (2016). Pengembangan potensi desa wisata berbasis budaya tinjauan terhadap desa wisata di jawa tengah. Jurnal Vokasi Indonesia, 4(1),7-10.
[16] Rusvitasari, E., & Solikhin, A. (2014). Strategi Pengembangan Wisata Alam dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Obyek Wisata Umbul Sidomukti Bandungan Semarang. Jurnal Pariwisata Indonesia, 10(1), 1-23.
[17] Rahmatillah, T. P., Insyan, O., Nurafifah, N., & Hirsan, F. P. (2019). Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Wisata Alam dan Budaya Sebagai Media Promosi Desa Sangiang. Jurnal Planoearth, 4(2), 111-116.
[18] Sunarto. (1990). Wayang kulit purwa: Aspek bentuk dan simbolis pada tokoh punakawan.
[19] Setianingsih, Y. (2014). Peranan Olah Tubuh Untuk Meningkatkan Keterampilan Gerak Dalam Tari Pada Anak-Anak Smp Negeri 01 Karangkobar. Jurnal Seni Tari, 3(1).
[20] Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[21] Sugiarti. (2020). Desa Wisata Berwawasan Ekobudaya: Kawasan Wisata Industri Lurik. Yayasan Kita Menulis.
[22] Yuliati, E., & Suwandono, D. (2016). Arahan Konsep dan Strategi Pengembangan Kawasan Desa Wisata Nongkosawit Sebagai Destinasi Wisata Kota Semarang (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS DIPONEGORO).
Published
2023-07-27
How to Cite
Nasri, Z., Suyasa, I., & Putra, I. N. (2023). PENGEMBANGAN POTENSI BUDAYA WAYANG KULIT SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA BONJERUK KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Journal Of Responsible Tourism, 3(1), 171-184. https://doi.org/10.47492/jrt.v3i1.2730
Section
Articles