BELAJAR DAN BUDAYA, OBJEK NYATA SEBAGAI MEDIA UNTUK MEMPERTAHANKAN BAHASA DALAM KEBUDAYAAN

  • Ahmad Sam’un Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu
Keywords: Etnolinguistik, Simbol, Makna Dan Pemertahanan Bahasa

Abstract

Penelitian ini beranjak dari kekhawatiran penulis terkait kesenjangan pengetahuan masyarakat Sasak di Lombok Tengah terhadap makna simbol kebudayaan miliknya sendiri. Kesenjangan pengetahuan tidak hanya di alami para pemuda tetapi juga masyarakat yang tergolong sudah tua. Dampaknya tentu pada hilangnya bahasa dan nilai-nilai positif, luhur dalam kebudayaan menggunakan warige. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari pengaruh perkembangan budaya instan serta tidak adanya sumber informasi yang bisa dipelajari untuk diketahui melalui pendidikan formal maupun non-formal. Penelitian ini mengandung deskripsi makna dalam simbol kebudayaan warige beserta solusi dalam bentuk skema literasi untuk mempertahankan bahasa khususnya dalam kebudayaan masyarakat Sasak. Penulis dalam kajian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik sekaligus memadukannya dengan teori makna dengan tujuan menghasilkan formulasi akhir hubungan pemertahan bahasa dan budaya masyarakat Sasak. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode cakap dengan teknik cakap semuka, serta dikombinasikan dengan teknik rekam dan teknik catat. Berdasarkan pengkajian objek penelitian ditemukan data angka dan arah mata angin serta         sebagai simbol yang memiliki makna unik dalam kehidupan masyarakat Sasak, desa Perina, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara barat.

References

[1] Adha, D.I., Mahsun., Mahyudi, Johan. 2021. Kamampuan Memproduksi Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA di Kota Mataram. Surakarta: Center Of Language and Cultural Studies Surakarta.
[2] Alam. 1998. Globalisasi dan Perubahan Budaya: Perspektif Teori Kebudayaan. Universitas Indonesia.
[3] Alwi Hasan, Dkk. 2014. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta Timur: Balai Pustaka.
[4] Abidin, Y.S., Saebani, B. A. 2014. Pengantar Sistem Sosial Budaya di Indoneia. Bandung: CV Pustaka Setia.
[5] Brown, Dogles. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pearson Education, Inc.
[6] Chaer, Abdul. 2011. Lingguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[7] Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
[8] Kadarisman, A.E. 2010. Mengurai Bahasa Menyimak Budaya. Malang: UIN-Maliki Press.
[9] Kamsiadi, B.F., dkk. 2013. The Terms Used In Ritual Ceremony Of Petik Pari By People Of Java In Sumberpucung At Malang Regency (The Etnolinguistical Study). Jember: Publika Budaya.
[10] Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[11] Muhammad. 2011: Paradigma kualitatif penelitian bahasa. Yogyakarta: Liebe Book Press
[12] Mujib. 2009. Hubungan Bahasa dan Budaya. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo.
[13] Nurhayati. Fungsi Bahasa Sebagai Pengembang Budaya Bangsa Yang Berkarakter Dalam Kaitannya Dengan Fungsi Pendidik di akses melalui A (unsri.ac.id) pada tanggal 1 september 2021 pukul 23.00 Wita.
[14] Sam’un, Ahmad. 2017. Simbol Dan Makna Budaya Nyawe? Dan Beras Pati: Upaya Pemertahanan Bahasa Masyarakat Sasak. Surakarta: Center Of Language and Cultural Studies Surakarta
[15] Sam’un, Ahmad. 2018. Warige As A Symbol Containing Crucial Meaning In Sasak Community’s Culture And Its Relation To Language Maintainability. Bali: UNHI.
[16] Saraka. 2020. Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Pendidikan Non-Formal di Kampung Inggris Kediri. Surakarta: Center Of Language and Cultural Studies Surakarta.
[17] Santoso. 2007. Ilmu Bahasa Dalam Perspektif Kajian Budaya. Malang; Universitas Negeri Malang.
[18] Sobur. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
[19] Subandi, Agus. 2021. Makna Spiritual Tradisi Pindapata sebagai Wujud Sanghadana dalam Masyarakat Agama Buddha di Kota Magelang. Surakarta: Center Of Language and Cultural Studies Surakarta.
[20] Sugiyono. 2010. Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta
[21] Suherli, dkk. 2016. Buku Guru Bahasa Indoensia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Kebudayaan.
[22] Sumarsono. 2011. Sosiolingistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[23] Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 33. Pengantar pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
[24] Wilian, Sudirman. 2010. Linguistik Indonesia: Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia. Jakarta; Unika Atma Jaya.
[25] Wardoyo dan Sulaiman. 2017. Etnnolinguistik Pada Penamaan Nama-Nama Bangunan Di Keraton Yogyakarta.Yogyakarta; UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Published
2021-11-01
How to Cite
Sam’un, A. (2021). BELAJAR DAN BUDAYA, OBJEK NYATA SEBAGAI MEDIA UNTUK MEMPERTAHANKAN BAHASA DALAM KEBUDAYAAN. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(6), 1787-1798. https://doi.org/10.47492/jip.v2i6.967
Section
Articles