MODEL PENANGANAN PENYAKIT MASYARAKAT

  • Siti Murti SMA Negeri 5 Samarinda
  • Heryanto Heryanto Universitas Mulawarman
Keywords: efikasi diri, kesadaran beragama, tokoh masyarakat.

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap perubahan perilaku sosial menyimpang dari adat istiadat dan norma agama melalui kesadaran beragama yang menumbuhkan efikasi diri untuk bertobat, dan peran tokoh masyarakat dalam penanganan penyakit masyarakat. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kulalitatif yang dipandang relevan dalam mengungkap secara utuh perubahan perilaku seorang pekerja sek komersial yang menyadari pentingnya agama dalam kehidupannya, dan pentingnya keterlibatan peran tokoh masyarakat dalam penanganan penyakit masyarakat. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri, sesuai dengan karakteristik pendekatan kualitatif. Subyek penelitian adalah seorang mantan pekerja sek komersial yang menjadi responden utama, dan seorang tokoh masyarakat. Key informan diperoleh dengan metoda snow ball sampling. Pendekatan triangulasi data digunakan untuk pengujian terhadap validitas dan reliabilitas data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penanganan penyakit masyarakat berdasar kesadaran agama menumbuhkan efikasi diri untuk dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik dan bermartabat. Dalam penelitian ini juga diperoleh temuan tentang peran tokoh masyarakat dalam penanganan penyakit masyarakat. Penelitian ini diharapkan menjadi model dalam upaya menekan penyakit masyarakat.

References

[1] Z. Zaprulkhan, “Membangun Relasi Agama Dan Ilmu Pengetahuan,” Kalam, vol. 7, no. 2, p. 259, 2017, doi: 10.24042/klm.v7i2.465.
[2] B. Rusyidi and N. Nurwati, “Penanganan pekerja seks komersial di indonesia,” Pros. Penelit. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 8, no. 3, pp. 303–313, 2018.
[3] S. N. Hidayah, “Perilaku Sosial Pekerja Seks Komersial,” Ijtimaiya, vol. 2, no. 1, pp. 111–134, 2016.
[4] Mamad, “Jangan Lagi Gunakan Kata Pelacur, WTS atau PSK, Tapi Istilah yang Benar: PS atau Pekerja Seks,” Organisasi Perubahan Sosial Indonesia, 2014. https://www.opsi-network.org/.
[5] D. P. B. Susetyo and Y. Sudiantara, “Konsep Diri Pada Pekerja Seks Komersial,” Psikodimensia, vol. 14, no. 2, pp. 27–40, 2015.
[6] S. Munawaroh, “Pekerja Seks Komersial (Psk) Di Wilayah Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah,” Dimens. J. Kaji. Sosiol., vol. 4, no. 2, pp. 69–82, 2015, doi: 10.21831/dimensia.v4i2.3433.
[7] D. A. Puteri and S. H. Pujihartati, “Upaya Membangun Konsep Diri Pada Eks Pekerja Seks Komersial,” J. Chem. Inf. Model., vol. 31, no. 1, pp. 23–30, 2016.
[8] A. F. Amar, “Persepsi Masyarakat Terhadap Pekerja Sek Komersial ( Studi Kasus Pekerja Seks Komersial Pulau Bai, Kota Bengkulu, Indonesia),” Bengkulu, 2019.
[9] AL-Qur’an, “index @ litequran.net,” @Litequran.net, 2021. .
[10] M. F. Izzudin, “Pernikahan Dengan Pekerja Sek Komersial di Lokalisasi Moroseneng Perspektif Hukum Islam,” Al-Hukama, vol. 07, no. 02, pp. 1–27, 2017.
[11] C. S. Rahayu, “Interaksi Sosial Pekerja Sek Komersial (PSK) di Tempat Lokalisasi Pemandangan Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung,” Lampung, 2020.
[12] S. Rohim, “Konsep Diri Eks Wanita Tuna Susila Pasca Razia ( Studi Kasus Di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta ),” J. Ilmu Komunikasi, vol. 8, no. April, pp. 74–85, 2010.
[13] F. Fachrunnisa and I. Setyawan, “Makna Anak Bagi Ibu Pekerja Seks Komersial,” Empati, vol. 8, no. 3, pp. 111–122, 2020.
[14] I. Kurniawati, “Efikasi Diri Remaja Untuk Mengurangi Delinkuensi Dengan Pendekatan Humanistik (Studi Kasus) Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2018/2019,” Unmuh Medan, Medan, 2019.
[15] T. Rahayu, “Pertaubatan Wanita Pekerja Seks Komersial (Psk) Di Majelis Asy-Syifa (Studi Bimbingan Sosio-Spiritual),” al-Balagh J. Dakwah dan Komun., vol. 3, no. 1, pp. 27–43, 2018, doi: 10.22515/balagh.v3i1.1091.
[16] D. M. Vernia, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha Siswa Kelas XI SMA Mitra Bakti Husada Bekasi,” Lect. J. Pendidik., vol. 9, no. 2, pp. 105–114, 2018.
[17] D. A. N. Oktavia, “Hubungan Antara Efikasi Diri dan Motif Berprestasi Daya Juang Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Unika Atma Jaya Angkatan 2017/2018,” J. Psiko-Edukasi, vol. 16, no. 2, pp. 125–138, 2018.
[18] H. Hasanah, “Faktor-faktor Pembentuk Kesadaran Beragama Anak Jalanan,” SWWA UIN Walisongo Semarang, 2015. .
[19] UI Diskominfo Jateng, “Semakin Tinggi Kualitas Beragama Seseorang, Akan Tumbuh Kesadaran Menghormati,” jatengprov.go.id, 2019.
[20] S. Surawan and M. Mazrur, Psikologi Perkembangan Agama: Sebuah Tahapan Perkembangan Agama Manusia. Yogyakarta: K Media, 2020.
[21] K. A. R. Putri and I. M. Rustika, “Peran Kemandirian dan Efikasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas Unggulan SMA Dwijendra Denpasar,” J. Psikol. Udayana, vol. 5, no. 1, pp. 12–22, 2018.
[22] F. M. Sari, “Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Menghafal Al-Quran pada Santri Pondok Pesantren Al Fatah,” 2020.
[23] W. Parimita and S. Dalimunthe, Succsess Start From Personality (Kepribadian Manajerial). Jakarta, 2018.
[24] M. Rahayu, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Efikasi Diri Pada Siswa Laki-laki MA Al-Fatah Palembang,” Palembang, 2018.
[25] F. Nikmah, “Konsep Diri Anak Pekerja Seks Komersial Yang Tinggal Ditengah Masyarakat,” JPPP - J. Penelit. dan Pengukuran Psikol., vol. 1, no. 1, pp. 78–84, 2017, doi: 10.21009/jppp.011.11.
Published
2021-12-01
How to Cite
Murti, S., & Heryanto, H. (2021). MODEL PENANGANAN PENYAKIT MASYARAKAT. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(7), 2041-2050. https://doi.org/10.47492/jip.v2i7.953
Section
Articles