KONFRONTASI MILITER PEMBEBASAN PAPUA BARAT DALAM PERSPEKTIF STRATEGI PERANG SEMESTA

  • Mulyadi Mulyadi Universitas Pertahanan
  • Lukman Yudho Prakoso Universitas Pertahanan
  • I Wayan Mudhio Universitas Pertahanan Indonesia
Keywords: Efek Gentar, Konfrontasi, dan Strategi Perang Semesta

Abstract

Permasalahan Papua Barat akan dibicarakan satu tahun kemudian, demikian penjelasan dari Konferensi Meja Bundar (KMB) antara perwakilan Indonesia dan Belanda. Namun setelah setahun kemudian, Belanda ingkar janji untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia. Belanda tetap berkeras menginginkan wilayah Papua Barat itu sebagai hak miliknya dan meningkatkan kekuatan militernya di Papua. Merespon hal tersebut dalam upaya merebut Papua Barat, mula-mula Indonesia melakukan upaya damai, yakni melalui upaya diplomasi bilateral Uni Indonesia-Belanda, diplomasi trilateral dan selanjutnya upaya diplomasi menggunakan organisasi Asia Afrika dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun demikian upaya-upaya diplomasi menemui kebuntuan, sehingga terpaksa pilihan lain dari diplomasi yaitu berperang di tempuh Indonesia. Indonesia kemudian memperkuat militer, terutama Angkatan laut dan Angkatan Udara. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau konfrontasi militer perebutan Irian barat dalam perspektif strategi perang semesta dihubungkan kebutuhan pembangunan militer Indonesia sehingga mampu memberikan Efek pengetar “Deterrent Effecs” bagi musuh. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif fenomenology, dengan menggunakan sumber data dari beberapa Buku dan jurnal yang ada. Hasil penelitian dari tinjauan perebutan Papua Barat, maka Indonesia sangat membutuhkan kekuatan militer yang besar dan tangguh untuk menjaga kedaulatan, menjaga kekayaan alam dan mewujudkan kepentingan-kepetingan nasionalnya. Tanpa adanya aura penggetar “Deterrent Effect” dari kekuatan militer, maka Indonesia akan dianggap sebelah mata di dalam kancah pergaulan internasional.

References

Akbar, F. V. (2011). Konfrontasi Bersenjata Merebut Irian Barat (Rachmad Gustomy (ed.)). Researh Centre for Politics and Goverment.

Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya (Edisi ke-2). Kencana.

Clausewitz, C. Von. (1976). Carl Von Clausewitz On War, (translated by Michael Howard and Peter Paret) (M. H. and P. Paret (ed.)). Princeton University Press.
Coccia, M., & National, I. (2019). Theories and the reasons for war: a survey. Journal of Economic and Social Thought, 6(2), 115–124. https://doi.org/10.1453/jest.v6i2.1890
Creswell, J. W. (2014). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran (Keempat). Pustaka Pelajar.
Elisabeth Siahaan, S. Y., & Risman, H. (2020). Strengthening Asean Centrality Within the Indo-Pacific Region. PEOPLE: International Journal of Social Sciences, 6(1), 254–266. https://doi.org/10.20319/pijss.2020.61.254266
Jackson, M. O., & Morelli, M. (2011). The reasons for wars: An updated survey. The Handbook on the Political Economy of War, December, 34–57. https://doi.org/10.4337/9781849808323.00009
Kuitenbrouwer, V. (2016). Beyond the ‘Trauma of Decolonisation’: Dutch Cultural Diplomacy during the West New Guinea Question (1950–62). Journal of Imperial and Commonwealth History, 44(2), 306–327. https://doi.org/10.1080/03086534.2016.1175736
Leirissa, R. Z. et al. (1992). Sejarah Proses Integrasi Irian Jaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nasution, A. H. (1954). Pokok-pokok Gerilya (Fundamentals of Guerilla Warfare). Dinas Sejarah Angkatan Darat.

Nyathi, G. L., & Risman, H. (2020). Africa’S Search for Peace and Stability: Defense Diplomacy and Conflict Resolution in the Democratic Republic of Congo (DRC). Jurnal Pertahanan: Media Informasi Ttg Kajian & Strategi Pertahanan Yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity, 6(2), 138. https://doi.org/10.33172/jp.v6i2.720

Octavian, A. (2012). Militer dan Globalisasi: Studi sosiologi militer dalam konteks globalisasi dan konstribusinya bagi Tansformasi TNI (kedua). UI Press.

Reza A.A Wattimena. (2018). Bisakah Perang Dihindari ? Ary Suta Center Series for Strategic Management Oktober 2018 Vol 43, 43(October). https://www.researchgate.net/publication/328411865

Ricklefs, M. C. (1981). Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Serambi Ilmu Semesta.

Risman, H., Widodo, P., & Sumertha, G. K. (2018). Kebijakan strategis pemberdayaan diaspora Indonesia untuk pertahanan negara. Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta, 4(2), 37–58.
Rollings, L. B. (2010). The West Papua dilemma. The Research Online University of Wollongong. http://ro.uow.edu.au/theses/3276

Sadhyoko, J. A. (2015). Pertempuran Laut Aru: Tonggak awal penanaman jiwa bahari. Humanika, 22(2).

Simatupang, T. (1960). Laporan Dari Banaran (Ketiga). PMK HKBP Jakarta.

Sulasman. (2014). Metodologi Penelitian Sejarah; Teori, Metode dan Contoh Aplikasi. Pustaka Setia Bandung.

Supriyatno, M. (2014). Tentang Ilmu Pertahanan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Tippe, S. (2015). Ilmu Pertahanan: Sejarah, Konsep,Teori, dan Implementasi. Penerbit Salemba Humanika.

van der Dennen, J. M. G. (2005). On War: Concepts, Definitions, Research Data. Yearbook on Peace and Conflict Studies, 128–189. https://core.ac.uk/download/pdf/12857871.pdf
Yayasan, 19 Desember 1948. (1994). Perang Rakyat Semesta. Balai Pustaka.
Published
2021-06-02
How to Cite
Mulyadi, M., Prakoso, L., & Mudhio, I. (2021). KONFRONTASI MILITER PEMBEBASAN PAPUA BARAT DALAM PERSPEKTIF STRATEGI PERANG SEMESTA. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(1), 265-276. https://doi.org/10.47492/jip.v2i1.635
Section
Articles