PENGGUNAAN UNGKAPAN MALIQ (LARANGAN) DALAM BAHASA SASAK MASYARAKAT DESA WISATA KEMBANG KUNING KECAMATAN SIKUR KABUPATEN LOMBOK TIMUR

  • Lalu Ratmaja Politeknik Pariwisata Negeri Lombok
Keywords: Maliq, Bahasa Sasak & Kembang Kuning

Abstract

Penggunaan Ungkapan Maliq (Larangan) Dalam Bahasa Sasak Masyarakat Desa Wisata Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini dilakukan untuk melestarikan sastra sebagian lisan salah satunya adalah ungkapan Maliq (larangan) agar tidak hilang dalam kehidupan masyarakat dan masih dilestarikan dengan baik oleh masyarakat. khususnya pada masyarakat Desa Wisata Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kategori, fungsi dan makna ungkapan Maliq (larangan) yang terdapat di Desa Wisata Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Informan penelitian ini adalah tiga orang masyarakat asli Desa Wisata Kembang Kuning yang dituakan dan mengetahui seluk beluk Desa tersebut. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, rekam dan pencatatan data. Berdasarkan temuan dan pembahasan ditemukan empat puluh ungkapan Maliq (larangan) pada masyarakat Desa Wisata Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini mendeskripsikan tentang kategori, fungsi dan makna yang ada dalam ungkapan Maliq (larangan), dimana kategorinya difokuskan pada lingkaran hidup manusia dan kategori yang ditemukan terdiri atas: (1) empat ungkapan Maliq (larangan) mengenai masa lahir, satu ungkapan Maliq (larangan) mengenai masa bayi, dan dua ungkapan Maliq (larangan) mengenai masa kanak-kanak; (2) satu ungkapan Maliq (larangan) mengenai rumah dan dua puluh dua ungkapan Maliq (larangan) mengenai pekerjaan rumah tangga ; (3) dua ungkapan  Maliq (larangan) mengenai perjalanan dan perhubungan; (4) tiga ungkapan Maliq (larangan) mengenai mata pencariandan hubungan sosial; (4) empat ungkapan Maliq (larangan) mengenai pernikahan. Fungsi yang ditemukan pada penelitian ini terdiri atas: (1) sebagai penebal emosi keagamaan sebanyak tujuh data; (2) sebagai alat pendidikan anak atau remaja sebanyak sembilan belas data; (3) sebagai penjelasan yang dapat diterima akal suatu folk terhadap gejala alam sebanyak empat belas data. Makna yang ditemukan pada ungkapan Maliq (larangan) ini adalah makna kias karena pada ungkapan Maliq (larangan) ini makna yang di temukan bukan makna yang sebenarnya

References

[1] Chaer,Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
[2] Chaer, Abdul. 2009. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
[3] Danandjaya, James. 1991. Folklor Indonesia “Ilmu Gosip,Dongeng dan Lainlain” Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
[4] Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[5] Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif “Untuk Ilmu Sosial” Jakarta: Salemba Humanika
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Pelesit. diunduh tanggal 20 agustus 2020. Pukul 11:45.
[7] http://versesofuniverse.blogspot.com/2013/03/orang-bunian-mahluk-halus- atauhominid.html. diunduh tanggal 20 agustus 2020.
[8] Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
[9] Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa “Tahapan, Strategi, Metode, Dan Tekniknya” . Jakarta:PT Grafindo.
[10] Moleong, lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja Rodaksraya Offset.
[11] Nazir, 2011. Metode Penelitian . Bogor: Ghalia Indonesia
[12] Rahmadani, Yelvi. 2012. “Ungkapan Larangan Dalam Bahasa Minangkabau Masyarakat Lubuk Sariak Kenagarian Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.” Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang
[13] Sudikan, Setya Yuwana. 2010. Metode Penelitian Sastra Lisan. Jakarta: Bentara Budaya
Published
2021-05-04
How to Cite
Ratmaja, L. (2021). PENGGUNAAN UNGKAPAN MALIQ (LARANGAN) DALAM BAHASA SASAK MASYARAKAT DESA WISATA KEMBANG KUNING KECAMATAN SIKUR KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2813-2824. https://doi.org/10.47492/jip.v1i12.544
Section
Articles