EFEK GEL DAUN TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) SEBAGAI ANTIINFLAMASI DENGAN METODA INDUKSI KARAGEN DAN KANTONG GRANULOMA PADA MENCIT PUTIH JANTAN

  • Ifmaily Ifmaily Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Perintis Padang
  • Suai Batul Islamiyah Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Perintis Padang
  • Putri Rizki Fitriani Prodi S1 Pendok, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas Padang
Keywords: Gel, Ekstrak, Curcuma zedoaria, Antiinflamasi, Metode Karagen & Kantong Granuloma

Abstract

Ekstrak rimpang dan daun temu putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) pada penelitian sebelumnya mengandung khasiat sebagai analgesik, antiinflamasi, dan antikanker. Saat rimpang dipanen, maka daunnya menjadi limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek gel ekstrak daun temu putih  sebagai antiinflamasi terhadap mencit putih jantan dan pengaruh variasi konsentrasi gel ekstrak daun temu putih dengan parameter  volume eksudat, total jumlah leukosit, dan jenis leukosit. Penelitian eksperimental murni, dengan tahapan proses ekstraksi daun temu putih, pembuatan formulasi gel ekstrak,  penginduksian mencit dengan metode karagen dan kantong granuloma agar inflamasi, uji aktivitas antiinflmasi dari ekstrak daun temu putih, terakhir analisis data dengan ANOVA satu arah dilanjutkan uji Duncan. Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih jantan sebanyak 25 ekor yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok 1 kontrol negatif, kelompok 2,3,4 adalah gel ekstrak daun temu putih dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% dan kelompok 5 sebagai pembanding yaitu gel Kaltrofen. Hasil penelitian berturut-turut yaitu pada kontrol negatif, gel ekstrak daun temu putih 2,5%, 5%, 10% dan pembanding ( gel Kaltrofen 2,5%) adalah sebagai berikut untuk volume eksudat mencit ( mL ); 0,69±0.01; 0,49±0,01; 0,40±0,00; 0,31±0,00, dan 0,30±0,01, untuk   total leukosit (/μL) dari eksudat mencit  adalah 13356±545; 9663±567; 8325±635; 6157±653; 6123±535, untuk jenis sel leukosit neutrofil segmen dan limfosit adalah yang dominan. Kesimpulannya adalah gel ekstrak daun temu putih  dengan konsentrasi 2,5%, 5% dan 10% memberikan efek antiinflamasi. Pemberian gel ekstrak daun temu putih 2,5%, 5% dan 10% memberikan efek antiinflamasi setelah perlakuan pada hari ke-7 karena menurunkan volume eksudat, total leukosit dan jenis sel neutrophil segmen dan limfosit secara signifikan terhadap kelompok kontrol dengan (p<0,05)

References

[1] Akib, A., Munasir. Z dan Kurniati. N. 2008. Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, Edisi 2. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia
[2] Aldi, Yufri. dan ES Ben. 1998. Aktivitas Fraksi Asam Tumbuhan Andrographis paniculata nees Terhadap Kemampuan Fagositosis dengan Metode Carbon Clearence, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi UNAND, vol.3, No.1, Hal 43-51.
[3] Aria, Mimi et al. 2015. Uji Efek Antiinflamasi Fraksi Daun Piladang (Solenostemonscutellarioides (L.) Codd) Terhadap Mencit Putih Betina. Padang: Scientia.
[4] Astuti DP, Husni P, Hartono K. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Miller). J Farmaka. 2017;15(1):176–84.
[5] Badan POM RI. 2010. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta. Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik, Dan Produk Komplemen Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
[6] Bratawidjaja, K. 2006. Imunologi Dasar, Edisi 7. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
[7] Bellanti, J. A. and A.S.Wahab, N. Soerapto, Translator. 1993. Imunologi III. Yogyakarta : Gajah Mada Press.
[8] Carvalho, F., Vassão. R., Zedoaria. N. M. and Maria. D. 2010. Effect of Curcuma zedoaria Crude Extract Against Tumor Progression and Immunomodulation. J Venom Anim Toxins incl Trop Dis., 16(2): 324–41.
[9] Christiane RP. 2006. Seasonal Variation and Analgesic Properties of Different Parts From Curcuma zedoaria Roscoe (Zingiberaceae) Grown in Brazil. Z Naturforsc. Brazil.
[10] Dalimartha, S. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 3. Jakarta : Puspa Swara
[11] Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[12] Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi 4. Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
[13] Djane, B. Duarte, dkk. 2012. Model of Inflammation :Carrageenan Air Pouch. Brazil: Wiley Online Library.
[14] Endro, A Nugroho. 2013. Farmakologi obat-obat penting dalam pembelajaran ilmu farmasi dan dunia kesehatan:cetakan ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[15] Gupta, Ghanshyam Das Gupta.2017. Formulation Development and Evaluation of Anti-inflammatory Potential of Cordia obliqua Topical Gel on Animal Model.India: Pharmacognosy Journal.
[16] Hosˇek, Jan and Karel S ˇ mejkal. 2015. Flavonoids as Anti-inflammatory Agents. Czech Republic: Encyclopedia of Inflammatory Diseases.
[17] Johan,Reyshiani.2015.Penggunaan Kotrikosteroid Topikal Yang Tepat. Jawa Barat:IAI
[18] Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. 2014. Farmakologi Dasar dan Klinik. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[19] Kementerian Kesehatan RI.2018. Riset Kesehatan Dasar, Kemenkes, Jakarta..
[20] Mark, G. dan Papich.2016. Saunders Handbook of Veterinary Drugs (Fourth Edition). Raleigh, North Carolina: Elsevier.
[21] Matsuda, H., Ninomiya K., Morikawa T., and Yoshikawa M, 1998. Inhibitory Effect and Action Mechanism of Sesquiterpenes from Zedoariae Rhizoma on DGalactosamine/ Lipopolysaccharide-induced Liver Injury. Bioorg. Med. Chem. Lett., 17;8(4): 339-344.
[22] Necas, J dan L Bartosikova.2013. Carragenan a Review. Czech Repubic: Veterinarni Medicina.
[23] Nurrochmad, A dan Murwanti. R, 2000. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Alkohol Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria Rosc.) pada Tikus Putih Jantan, Pharmacon 1 (1): 31-36
[24] Purnomo,Hari.2017.Statiska Farmasi.Yogyakarta: Grafika Indah.
[25] Shrestha P, Andhikari S, Lamichhane B, Shrestha BG.2015. Phythocemical Screening of the Medicinal Plants of Nepal Phytocemical Screening of the Medicinal Plants of Nepal. ;(September 2015)
[26] Soewarni, M, 1997. Efek Antiradang Minyak Atsiri Temu Putih (Curcuma zedoaria Rosc. Zingiberaceae) Terhadap Udem Buatan pada Tikus Putih Betina Galur Wistar, Majalah Farmasi Indonesia, 8(1): 34-41.
[27] Supriyatna, Dkk. 2015. Fitoterapi Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat Terhadap Obat Herbal Global. Yogyakarta: Budi Utama.
[28] Syu, W. J., Shen C. C., Don, M. J., Ou, J. C., Lee, G. H., and Sun, C. M, 1998. Cytotoxicity of Curcuminoids and Some Novel Compounds from Curcuma zedoaria, Journal of Natural Product, 61(12): 1532-1534.
[29] Tiwari P, Kumar B, Kaur M, Kaur G KH. Phytocemical Screening and Extraction: A Review. Int Pharm Sci. 2011;1(1).
[30] Windono, M. S. and Parfiati. N, 2002. Curcuma zedoaria Rosc. Kajian Pustaka Kandungan Kimia dan Aktivitas Farmakologik, J Artocarpus, 2(1): 1-10.
[31] Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani N.S. UGM Press, Yogyakarta.
[32] Yoshioka, T., Fujii E., Endo M., Hohsho H., Shibuya H., and Uraki T, 1998. Antiinflamatory Potency of Dehydrocurdione, A Zedoary-derived Sesquiterpene. Inflamm Res, 47(12): 476-481.
[33] Youssef, Jameel et al. 2015. Infection Risk and Safety of Corticosteroid Use. USA: Rheumatic the clinic.
Published
2021-03-01
How to Cite
Ifmaily, I., Islamiyah, S., & Fitriani, P. (2021). EFEK GEL DAUN TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) SEBAGAI ANTIINFLAMASI DENGAN METODA INDUKSI KARAGEN DAN KANTONG GRANULOMA PADA MENCIT PUTIH JANTAN. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(10), 2213-2226. https://doi.org/10.47492/jip.v1i10.425
Section
Articles