CALON TUNGGAL PADA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWEREJO

  • Rukoyah Rukoyah Ilmu Pemerintahan, Universitas Pattimura
  • Marno Wance Ilmu Pemerintahan, Universitas Pattimura
Keywords: Pemilihan Kepal Desa, Partisipasi Politik & Kontetstasi Politik

Abstract

Artikel pada penelitian ini melihat Calon tunggal kepada desa yang terjadi pada empat desa di kecamatan kemiri, Kabupaten Purwerejo. Metode deskriptif kualitatif untuk melakukan wawancara secara langsung di empat desa penelitian. Adapun hasil penelitia beberapa aspek yaitu : (1) Aspek kontestasi  (Kompetisi): dua desa terdapat calon incambent dan dua desa lagi karena tidak adaanyaa tanah bengkok daan rendahnya perekonomian masyarakatnya. (2) Aspek Partisipasi Politik : ada dua desa politik lokal mempengaruhi partisipasi politik masyarakat dalam pencalonan kepala desa karena terdapat money politik dan dua desa politik lokal tidak mempengaruhi karena masyarakatnya memang menginginkan adanya masyarakat untuk maju mencalonkan diri di pemilihan kepada desa. (3) Aspek Partisipasi Sosial : Partisipasi Sosial dalam pemilihan kepala desa di empat des yaitu bagi calon kandidat yang akan maju mencalonkan diri harus benar-benar mempersiapkan mental dan siap materi karena untuk mengadakan selamatan (syukuran) dan lek-lekan (begadang). (4) Aspek Partisipasi Warga : rendahnya pendidikan masyarakat dan tidak adanya niatan masyarakat untuk mencalonkan diri karena melihat lawannya yang mau untuk maju mencalonkan diri kepala desa incambent.

References

[1] Budiardjo, M. (2009) Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
[2] Danny Widodo Uji Prakoso (2017) ‘ANALISIS REKRUTMEN DAN KADERISASI PARTAI POLITIK PADA FENOMENA CALON TUNGGAL PETAHANA STUDI KASUS : PILKADA KABUPATEN PATI 2017’, 7(1), pp. 45–56.
[3] Darmawan, I. (2017) ‘MENGAPA KELOMPOK “ TIDAK SETUJU ” DIPERLAKUKAN TIDAK SETARA DALAM PILKADA CALON TUNGGAL TAHUN 2015 ? Why Did the “ Disagree ” Group in Single Candidate Local Election 2015 Treated Unequally ? Ikhsan Darmawan Latar Belakang Pilkada Serentak tahun 2015 tela’, pp. 1–19.
[4] Kana, N. L. (2001) Dinamika Politik Lokal di Indonesia. Salatiga: Penerbit Pustaka Percik.
[5] Kartohadikoesoemo, S. (1953) Desa. yogyakarta.
[6] Marlina, N. (2019) ‘Kemandirian masyarakat desa wisata dalam perspektif community based tourism: Studi kasus Desa Ketengger, Kabupaten Banyumas’, Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 4(1), p. 17. doi: 10.14710/jiip.v4i1.4735.
[7] Nurcholis, H. (2011) Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
[8] Rumesten RS, I. (2016) ‘Fenomena Calon Tunggal dalam Pesta Demokrasi’, Jurnal Konstitusi, 13(1), p. 72. doi: 10.31078/jk1314.
[9] Sari, M. V. J. (2015) ‘Pengaruh Kampanye Negatif dan Keberpihakan Calon Petahan Kepada Pemodal Terhadap Perilaku Pemilih Kotak Kosong’, Dk, 53(9), pp. 1689–1699. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
[10] Suhartono, et al (2001) Politik Lokal. Yogyakarta: Lampera Pustaka Utama.
[11] Taliziduhu, N. (1991) Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
[12] Wance, Marno; Hi Ibrahim, abd H. (2019) ‘FAKTOR PENYEBAB KONFLIK PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN’, Journal of Governance and Local Politics (JGLP), 1(2), pp. 157–174.
[13] Wance, M. and Djae, R. M. (2019) ‘Dominasi Kuasa pada Pemilihan Kepala Desa Serentak di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara’, Aristo, 7(2), p. 204. doi: 10.24269/ars.v7i2.1607.
Published
2021-01-18
How to Cite
Rukoyah, R., & Wance, M. (2021). CALON TUNGGAL PADA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWEREJO. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(9), 1941-1954. https://doi.org/10.47492/jip.v1i9.369
Section
Articles