RISIKO KEHAMILAN REMAJA DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2022

  • Rafidah Rafidah Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
  • Yuniarti Yuniarti Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
  • Erni Yuliastuti Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
  • Hapisah Hapisah Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Keywords: Resiko, Kehamilan Remaja, Kalimantan Selatan

Abstract

Kehamilan pada usia remaja cenderung mengalami beberapa permasalahan dalam kehamilannya. Beberapa permasalahan yang mungkin terjadi seperti mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan, persalinan lama, toksemia gravidarum, seksio caesaria, laserasi serviks, persalinan prematur dan bayi yang dilahirkan mempunyai berat di bawah 2.501 gram. Hal tersebut mungkin berhubungan dengan masalah gizi. Risiko kematian kehamilan remaja meningkat saat hamil dan bersalin 5 kali lipat  pada usia  10-14 tahun dan 2 kali lipat pada usia 15-19 tahun (Badan Pusat Statistik, 2020). Berdasarkan data dari Susenas tahun 2018, sebesar 14,61% remaja perempuan di Indonesia yang memiliki usia kurang dari 20 tahun melahirkan bayi dengan kondisi BBLR. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada persentase perempuan dengan usia lebih dari 20 tahun yang melahirkan bayi BBLR (12,43%). Penelitian bertujuan menganalisis risiko apa saja  pada outcome kehamilan remaja di Kalimantan Selatan tahun 2022. Jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian seluruh ibu hamil yang telah melahirkan dari 1 Januari sampai dengan 30 Agustus 2021 di Propinsi Kalimantan Selatan pada 6 Kabupaten / Kota yaitu Balangan, Hulu Sungai Tengah, Tapin, Banjar, Banjarbaru dan Banjarmasin.  Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan antara BBLR dengan kehamilan remaja nilai  p value 0,5. Dengan OR 1,3 artinya risiko BBLR pada kehamilan remaja 1,3, tidak ada hubungan antara asfiksia dengan kehamilan remaja nilai  p value 0,07. Dengan OR 1,3 artinya risiko asfiksia pada kehamilan remaja 1,2 . ada hubungan antara kelainan kongenital dengan kehamilan remaja nilai  p value 0,023. Dengan OR 10,2 artinya risiko kelainan kongenital pada kehamilan remaja 10,2

Author Biographies

Rafidah Rafidah, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Jurusan Kebidanan

Yuniarti Yuniarti, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Jurusan Kebidanan

Erni Yuliastuti, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Jurusan Kebidanan

Hapisah Hapisah, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Jurusan Kebidanan

References

[1] BKKBN (2013) Panduan Pelaksanaan Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB Yang Teritegrasi Dalam Rangka Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif. Jakarta: Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
[2] Dennis, J.,& Mollborn, S (2013) Young Maternal Age and Low Birth Weight Risk: An Exploration of Racial/Ethnic Disparities in The birth Outcomes of Mothers in The United State. The Social Sciene Journal, 50(4), 625-634.
[3] Kemenkes RI. (2014) Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
[4] Kemenkes RI. (2011) Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Pedul Remaja (PKPR) Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta : Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
[5] Kosim (2012) Buku ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
[6] Wallace, H.M., Gold,E.M., Lis,E.F. (1973) Maternal and Child HealthPractise.
[7] Charles C Thomas Publisher. Illionis USA
[8] WHO & UNICEF (2013) Improving Child Nutrition The Achievable For Global Progress. New York: UNICEF. Diakses dari www.inicef.org/publications/index.html
[9] WHO (2015) care of The Preterm and/or Low-Birth-Weight Newborn. Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health. From http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/newborn/care_of_preterm/en
[10] Badan Pusat Statistik. (2020). Pencegahan Perkawinan Anak percepatan yang tidak bisa di tunda. Badan Pusat Statistik, 0–44.
[11] Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan. (2020). Statistik kesejahteraan rakyat. In Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan. https://tangselkota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=MzI5MDNmZGI0MDMyZTAwNWM5ODYyZDk1&xzmn=aHR0cHM6Ly90YW5nc2Vsa290YS5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8xMi8zMC8zMjkwM2ZkYjQwMzJlMDA1Yzk4NjJkOTUvc3RhdGlzdGlrLWtlc2VqYWh0ZXJhYW4tcmFreWF0LWtvdGEt
[12] BKKBN, BPS, & Kemenkes RI. (2018). Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Usaid, 1–606.
[13] Cavazos-Rehg, P. A., Krauss, M. J., Spitznagel, E. L., Bommarito, K., Madden, T., Olsen, M. A., Subramaniam, H., Peipert, J. F., & Laura Jean Bierut. (2015). Maternal Age and Risk of Labor and Delivery Complications. 1202–1211. https://doi.org/10.1007/s10995-014-1624-7
[14] Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018. Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan.
[15] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). infodatin Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
[16] Kesehatan, K. K. B. L. (2014). Pendampingan Ibu Hamil: Upaya Optimalisasi Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa. 1–4. http://dinkes.sidoarjokab.go.id/tag/posyandu/
[17] Serilaila, Yuniarti, S., Kurniawati, P. S., & Simbolon, D. (2018). Determinan Komplikasi Obstetri Di Indonesia (Analisis Data SDKI 2012). Skala Kesehatan, 9(2). https://ejurnalskalakesehatan-poltekkesbjm.com/index.php/JSK/article/download/155/118/
[18] Skouteris, H., Mcphie, S., Hill, B., Mccabe, M., Milgrom, J., Kent, B., Bruce, L., Herring, S., Gale, J., Mihalopoulos, C., Shih, S., Teale, G., & Lachal, J. (2016). Health coaching to prevent excessive gestational weight gain : A randomized-controlled trial. 21, 31–51. https://doi.org/10.1111/bjhp.12154
[19] Serilaila, Hapisah, Rafidah. (2021). Pengembangan Metode Health Coaching Kepada Calon Pengantin Wanita Remaja Terhadap Risiko Tinggi Kehamilan di Kalimantan Selatan. Laporan Penelitian.
Published
2023-03-31
How to Cite
Rafidah, R., Yuniarti, Y., Yuliastuti, E., & Hapisah, H. (2023). RISIKO KEHAMILAN REMAJA DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2022. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(11), 7959-7964. https://doi.org/10.47492/jip.v3i11.2564
Section
Articles