ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA DI KOTA SALATIGA

  • Maria Kristi Stefani Universitas Kristen Satya Wacana
  • Rudangta Arianti Universitas Kristen Satya Wacana
Keywords: Orientasi Masa Depan, Remaja, Kota Salatiga, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat orientasi masa depan remaja di Kota Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 270 orang, diambil dengan cara mendatangi sekolah tempat partisipan menjalani pendidikan dan juga memberikan langsung alat ukur kepada partisipan untuk kemudian diisi. Alat ukur yang digunakan untuk variable orientasi masa depan adalah Prospective Life Course Questionnaire (PLCQ) yang dikembangkan oleh Seginer (2009) dengan reliabilitas sebesar 0,930 untuk dimensi motivasi, 0,727 untuk dimensi kognitif dan 0,918 untuk dimensi perilaku. Data diolah menggunakan crosstabulation dan chi-square dengan bantuan SPSS Versi 26.0. Hasil yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagian besar remaja di Kota Salatiga telah memiliki tingkat orientasi masa depan yang termasuk dalam golongan sedang dan juga tinggi pada keseluruhan dimensi dan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan pendidikan yang terakhir ditempuh dengan orientasi masa depan pada remaja di Kota Salatiga. Namun, di sisi lain masih terdapat remaja yang tingkat orientasi masa depannya tergolong rendah yaitu sebanyak 22,59% pada motivational component, 20,74% pada cognitive component dan 21,48% pada behavioral component. Indikasi dari temuan ini adalah pemerintah dapat mengembangkan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan remaja di kota Salatiga terkait orientasi masa depan.

Author Biographies

Maria Kristi Stefani, Universitas Kristen Satya Wacana

Fakultas Psikologi

Rudangta Arianti, Universitas Kristen Satya Wacana

Fakultas Psikologi

References

[1] Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[2] Barnett, E., Spruijt-Metz, D., Unger, J. B., Rohrbach, L. A., Sun, P., & Sussman, S. (2013). Bidirectional associations between future time perspective and substance use among continuation high-school students. Substance use & misuse, 48(8), 574-580.
[3] Beal, S.J. (2011). The development of future orientation: Underpinnings and related constructs (Doctoral dissertation). Diakses dari https://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1032&context=psychdiss
[4] Bungin, B. (2014). Metode penelitian kuantitatif: komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.
[5] Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan . Bandung : PT Remaja Rosdakarya Bandung.
[6] Easterlin, R. A. (2001). Income and happiness: Towards a unified theory. The economic journal, 111(473), 465-484.
[7] Hurlock, E. B. (2001). Developmental psychology. Tata McGraw-Hill Education.
[8] Jones, R. M., & Hartmann, B. R. (1988). Ego identity: Developmental differences and experimental substance use among adolescents. Journal of adolescence, 11(4), 347-360.
[9] Lestari, E. (2014). Hubungan orientasi masa depan dengan daya juang pada siswa-siswi kelas XII di SMA Negeri 13 Samarinda Utara. Ejournal Psikologi, 2(3), 314-326.
[10] Lindqvist, B. (1999). Education as a fundamental right. Education Update, 2(4), 7.
[11] Nurmi, J. (1991). How Do Adolescents See Their Future? A Review of the Development of Future Orientation and Planning. University of Helsinki.
[12] Nurmi, J. E., Poole, M. E., & Kalakoski, V. (1994). Age differences in adolescent future-oriented goals, concerns, and related temporal extension in different sociocultural contexts. Journal of Youth and Adolescence, 23(4), 471-487.
[13] Ottosen, K. O., Goll, C. B., & Sørlie, T. (2019). ‘From a sense of failure to a proactive life orientation’: First year high school dropout experiences and future life expectations in Norwegian youth. International Social Work, 62(2), 684-698.
[14] Ozturk, I. (2008). The role of education in economic development: a theoretical perspective. Available at SSRN 1137541.
[15] Pertiwi, N. P. A. N. D., & Indrawati, K. R. (2019). Peran kecerdasan sosial dan orientasi masa depan terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Bali. Jurnal Psikologi Udayana, 123-133.
[16] Purwanto. (2010). Metodologi penelitian kuantitatif: untuk psikologi dan pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[17] Putri, S. E. (2018). Hubungan antara adversity quotient dan orientasi masa depan dengan jenis kelamin sebagai variabel moderator pada mahasiswa psikologi tingkat akhir UIN Malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim)
[18] Rarasati, N., Hakim, M. A., & Yuniarti, K. W. (2012). Javanese Adolescents-Future Orientation and Support for its Effort: An Indigenous Psychological Analysis. International Journal of Psychological and Behavioral Sciences, 6(6), 1263-1267.
[19] Riduwan & Akdon. (2015). Rumus dan data dalam analisis statistika. Bandung: Alfabeta.
[20] Rubiyanti, Y., Novianti, L. E., & Supyandi, D. (2012). Pelatihan Motivasi Berprestasi dan Orientasi Masa Depan Remaja Jatinangor. Sosiohumaniora, 14(1), 1.
[21] Seginer, R. (1988). Adolescents Facing the Future: Cultural and Sociopolitical Perspectives. Youth & Society, 19(3), 314-333.
[22] Seginer, R., & Mahajna, S. (2004). How the future orientation of traditional Israeli Palestinian girls links beliefs about women's roles and academic achievement. Psychology of Women Quarterly, 28(2), 122-135.
[23] Seginer, R. (2009). Future orientation: Developmental and ecological perspectives. New York: Springer.
[24] Tarsito, S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[25] Sulimani‐Aidan, Y., & Melkman, E. (2022). Future orientation among at‐risk youth in Israel. Health & Social Care in the Community, 30(4), 1483-1491.
[26] Trommsdorff, G. (1986). Future time orientation and its relevance for development as action. In R. K. Silbereisen, K. Eyferth, & G. Rudinger (Eds.), Development as action in context: Problem behavior and normal youth development (pp. 121-136). New York/Berlin: SpringerVerlag.
[27] UNICEF: 115 juta anak laki-laki di dunia menikah di bawah umur. (07 Juni 2019). DW. Diakses dari https://www.dw.com/id/unicef-115-juta-anak-laki-laki-di-dunia-menikah-di-bawah-umur/a-49098562.
Published
2022-12-28
How to Cite
Stefani, M. K., & Arianti, R. (2022). ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA DI KOTA SALATIGA. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(8), 7325-7336. https://doi.org/10.47492/jip.v3i8.2378
Section
Articles