PERBANDINGAN SKALA NYERI PENGGUNAAN SPINAL NEEDLE UKURAN 25G DENGAN 26G PADA SPINAL ANESTESI DI RSUD BULA KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
Abstract
Latar Belakang : Anestesi spinal merupakan jenis anestesi regional yang sering menjadi pilihan karena kemudahan tekniknya serta efektivitasnya dalam memberikan blokade sensorik dan motorik terutama untuk operasi tubuh bagian bawah. Anestesi spinal selain memiliki keunggulan, namun memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan, yaitu nyeri yang ditimbulkan saat penyuntikan jarum. Tujuan Penelitian : Mengetahui perbandingan skala nyeri penggunaan needle spinal ukuran 25G dengan 26G pada spinal anestesi di RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur. Metode penelitian :Dalam penelitian ini jenis metode penelitian yang digunakan adalah deskritif kuantitatif dengan pendekatan croos-sectional. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan jumlah 54 pasin yang dilakukan penyuntikan spinal dimana 27 pasien menggunakan needle 25 dan 27G pasien menggunakan needle 26G. Data diambil dengan melakukan pengukuran skala nyeri menggunakan Numeric rating scale (NRS). Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian tentang perbandingan skala nyeri penggunaan needle ukuran 25G pada pasien pasca spinal anestesi, dimana untuk skala nyeri pasien pada penggunaan needle ukuran 25G adalah 14 pasien (51,85%) mendapat skala nyeri yang ringan, sedangkan penggunakan needle ukuran 26G pada pasien pasca spinal anestesi sebanyak 20 pasien (74,08%) mendapat skala nyeri ringan. Kesimpulan : Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbandingan skala nyeri penggunaan needle 25G dengan 26G yang ditunjukkan P-value 0,034 sig lebih kecil dari nilai yang ditentukan yaitu 0,05 (0,034 < 0,05).
References
[2] Gwinnutt. (2011). Catatan Kuliah Anestesi Klinis. EGC.
[3] Istianah U & Majid A Judha M. (2011). Keperawatan Perioperatif. Gosyen Publising.
[4] Latief, S. dkk. (2010). Petunjuk Praktis Anestesiologi. Badan Penerbit FK UI.
[5] Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
[6] Muttaqin, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Salemba Medika.
[7] NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan, Definisi & Klasifikasi 2015 – 2017, Edisi 10. EGC.
[8] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. 50.
[9] Prasetyo, (2010). (2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[10] Purwitasari, E. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Intensitas Nyeri Tusukan Jarum Spinal Anestesi Di Rsud Kabupaten Temanggung. Jurnal Kesehatan, 6(6), 26–27. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1134/4/4. Chapter 2.pdf
[11] Ramdani, A. (2015). Perbandingan Efektivitas Pemberian Kombinasi Krim Estesia dan Infiltrasi Lidokain 2% dengan Krim Placebo dan Ilfiltrat Lidocain 2% untuk Mengurangi Nyeri pada Suntikan Jarum Anestesi Spinal.
[12] Sennapathi, M. (2010). Buku ajar ilmu anestesi dan reanimasi.
[13] Soenarjo Jatmiko H. (2010). Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Undip (2010 (ed.)).
[14] Suandika, M., Muti, R. T., Ru-tang, W., Haniyah, S., & Astuti, D. (2021). Impact of Opioid-Free Anesthesia on Nausea , Vomiting and pain Treatment in Perioperative Period : A Review. 10(3), 1408–1414. https://doi.org/10.15562/bmj.v10i3.2984
[15] Sugiyono, & Puspandhani. (2020). Metode Penelitian Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
[16] Witjalaksono, V. & S. (2013). Masalah Nyeri. Semarang: PERDATIN. Masalah Nyeri. Semarang: PERDATIN.
Copyright (c) 2022 Jurnal Inovasi Penelitian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
