ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN DENGAN STROKE ISKEMIK

  • Tejo Saksono Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
  • Adiratna Sekar Siwi Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
  • Dwi Puji Putranti Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
Keywords: Stroke Iskemik, Hambatan Mobilitas Fisik

Abstract

Stroke menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak nomor kedua setelah penyakit jantung. Stroke iskemik tanpa ada riwayat stroke sebelumnya merupakan jenis stroke yang paling banyak ditemui. Gejala yang sering muncul dan menghilang atau perlahan-lahan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu biasanya seperti perubahan tingkat kesadaran, kesulitan bicara, kesulitan menelan, sakit kepala yang terjadi secara tiba-tiba, kehilangan koordinasi, mual muntah, kejang, kehilangan keseimbangan, kesulitan menggerakan salah satu anggota tubuh dan juga kelemahan pada salah satu sisi tubuh. Tujuan penulis adalah memberikan Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas fisik pada pasien dengan Stroke Iskemik. Tindakan dengan memberikan implementasi hambatan mobilitas fisik selama 3 hari perawatan. diagnosa gangguan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot belum teratasi.

References

[1] Affandi, I.G. & Reggy, P. (2016). Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial pada Stroke. CDK, 43(3), 180–184.
[2] Agusrianto, A. and Rantesigi, N. (2020). Penerapan Latihan Range of Motion (Rom) Pasif terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas pada Pasien dengan Kasus Stroke. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
[3] American Stroke Association. (2016). Primary prevention of ischemic stroke.
[4] Anggriani, A. et al. (2018). Pengaruh (Range of Motion) Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke Non Hemoragik. 3(2), p. 64.
[5] Annita, Deswita, Kudri, A. (2020). Perbedaan Kadar Hemoglobin, Nilai Hematokritdan Jumlah Eritrosit Pada Stroke Iskemikdan Stroke Hemoragik. Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volume 11 nomor 2 (Desember 2020)
[6] Basuki. (2018). Penerapan ROM (Range Of Motion) Pada Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUD Wates Kulon Progo.
[7] Bustan. (2015). Manajemen pengendalian penyakit tidak menular. Rineka Cipta.
[8] Chaidir R. & Zuardi M.I. (2014). Pengaruh Latihan Range Of Motion Pada Ekstermitas Atas Dengan Bola Karet Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemorogi Di Ruangan Rawat Stroke RSSN Bukittinggi Tahun 2014
[9] Gorman, Dafer, and L. (2022). Ataxic Hemiparesis: Critical Appraisal of a Lacunar Syndrome
[10] .Herdianti, E ., Muhartono, H. dan Kosoema, T.A. (2018). Hubunhan Tekanan Darah Ketika Masuk IGD Dengan Keluaran Motorik Pasien Stroke Iskemik. Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medikal Journal), Vol. 7, No . 2
[11] Indriyani, D. (2019). Upaya Peningkatan Mobilitas Fisik Melalui Terapi Rom Pada Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Non Hemoragik. Jurnal Publikasi Institut Teknologi Sains dan Kesehatan. PKU Muhammadiyah Surakarta
[12] Kemenkes. (2019). In Riset Kesehatan Dasar 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018.
[13] Marwati, H. and farid (2017). Pengaruh Latihan Rom (Range Of Motion) Pasif Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Dengan Hemiparase.
[14] Mubarak W.I., Lilis I., J. S. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Salemba Medika.
[15] Mutiarasari. D (2019). Ischemic Stroke: Simptoms, Risk Factor, And Prevention. Jurnal ilmiah kedokteran, Vol 6, No 1, Medika Tadulako
[16] Muttaqin, A. & K. S. (2013). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika.
[17] Notoatmodjo. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta.
[18] Nurhidayat, S. & C. H. R. (2014). Buku Ajar Peningkatan Tekanan Intrakranial dan Gangguan Perderaran Darah Otak. Pustaka Baru.
[19] Nursalam. (2016). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jilid I. Salemba Medika.
[20] Potter, & Perry, A. G. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.
[21] Padila. (2015). Asuhan Keperawatan penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
[22] PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Dewan Pengurus PPNI.
[23] Price A.S., & W. M. L. (2015). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2. EGC.
[24] Pudiastuti, D. R. (2013). Penyakit pemicu stroke. Nuha Medika.
[25] Puspitasari, P.N. (2020). Hubungan Hipertensi Terhadap Kejadian Stroke. jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, Vol 12, No 2, (Desember 2020)
[26] Rahayu. (2017). Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion (Rom) Terhadap Kemampuan Motorik Pada Pasien Post Stroke Di Rsud Gambiran.
[27] Roberta, C. (2016). Hiperglikemi Berhubungan Dengan Keluaran Pasien Stroke Iskemik Dan Hemoragik Rawat Inap Di RSUP Dr. M. Djamil.
[28] Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
[29] Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
[30] Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
[31] Wardhana, A. W. (2016). Strategi Mengatasi stroke dan bangkit dari stroke. Pustaka Pelajar.
[32] Wartonah, T. &. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 5. Penerbit Salemba Medika.
[33] Wijaya, A.S dan Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Nuha Medika.
Published
2022-11-28
How to Cite
Saksono, T., Siwi, A. S., & Putranti, D. P. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN DENGAN STROKE ISKEMIK. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(7), 7125-7132. https://doi.org/10.47492/jip.v3i7.2219
Section
Articles