ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI HUTAN DESA QAHABANGA KECAMATAN TERNATE BARAT

  • Asiah Salatalohy Program Studi Kehutanan, Universitas Khairun
  • Adam Esa Program Studi Kehutanan, Universitas Khairun
  • Ramli Hadun Program Studi Kehutanan, Universitas Khairun
Keywords: Struktur, Indeks Nilai Penting, Keanekaragaman jenis

Abstract

Hutan Desa adalah hutan negara yang belum di bebani izin/hak, yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa (P.49/Menhut-II/2008). Masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan mendapat akses legal untuk mengelola hutan negara dimana mereka hidup dan bersosialisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi yang terdapat di Hutan Desa Qahabanga Kecamatan Ternate Barat. Metode yang digunakan yakni metode sampling berupa petak dalam jalur, dengan jumlah plot pengamatan 31 di kawasan HPK (Hutan Produksi yang dapat dikonversi) dan 9 plot pengamatan di kawasan HL (Hutan Lindung) dari total luas Hutan desa 159 ha. Data yang diperoleh di analisis menggunakan rumus Indeks Nilai Penting (INP) untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis vegetasi dan rumus Shannon – Wiener untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis vegetasi. Hasil penelitian menunjukan Struktur dan komposisi jenis vegetasi di kawasan HPK terdiri dari 29 jenis vegetasi sebanyak 771 individu. Pada tingkat semai (589 individu) terdiri dari 9 jenis, pancang (55 individu) terdiri dari 10 jenis, tiang (69 individu) terdiri  dari 10 jenis, dan pohon (57 individu) terdiri dari 8 jenis. Sedangkan di kawasan HLterdiri dari 183 individu dari 13  jenis vegetasi. semai 139 individu dari 4 jenis, 11 individu dari 3 jenis vegetasi tingkat pancang, 17 individu dari 6 jenis vegetasi tingkat tiang, dan 16 individu dari 5 jenis vegetasi tingkat pohon. Tingkat Keanekaragaman Jenis Vegetasi HPK untuk semai di kategorikan sedang (nilai H´ 1,57). Untuk pancang, tiang dan pohon di kategorikan rendah (H´ ˂1). Kawasan Hutan Lindung memiliki Keanekaragaman Jenis Vegetasi sedang pada tingkat semai, dengan nilai H´ 1,09. Sedangkan tingkat pancang, tiang dan pohon di kategorikan dengan tingkat Keanekaragaman Jenis rendah dengan nilai H´ ˂1.

References

Achmad, A., Ngakan, P. O., Umar, A., & Asrianny, A. (2013). Potensi Keanekaragaman Satwaliar Untuk Pengembangan Ekowisata Di Laboratorium Lapangan Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Hutan Pendidikan Unhas. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 2(2), 79-92.
[2] Artati, Y. 2008. Pengaruh PHBM Terhadap Struktur dan Komposisi Tegakan Hutan Alam di KPH Bandung Selatan Wilayah Perum Perhutani Wilayah Unit III Jawa Barat dan Banten. (Skripsi). Bogor: Departemen Silvikultur Institut Pertanian Bogor.
[3] Dendang, B. & Handayani, W. (2015). Struktur dan komposisi tegakan hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Pros sem nas masy biodiv indon, 1(4), 691-695
[4] Indriyanto, 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Jakarta: Bumi Kasara..
[5] Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi
[6] Prasetya, E., 2006, Case Based Reasoning untuk mengidentifikasi kerusakan bangun KPH Halbar Unit III Sasadu Bidadari, 2018. Data Berijin Hkm, HD, HTR, dan KK di Wilayah Propinsi Maluku Utara
[7] Rizal, A. Nurhaedah, M. Hasnawir. Nur Hayatai. Sumirat, B. Wakka, A, K. Asdar, M. Kusumedi, P. 20014. Social Forestry di Sulawesi. Balai Penelitian Kehutanan Makasar
Published
2022-07-29
How to Cite
Salatalohy, A., Esa, A., & Hadun, R. (2022). ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI HUTAN DESA QAHABANGA KECAMATAN TERNATE BARAT. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(3), 5239-5246. https://doi.org/10.47492/jip.v3i3.1850
Section
Articles