ULAMA DAN DAYAH DALAM NOMEGKLATUR MASYRAKAT ACEH

  • Mursyidin Ar-Rahmany IAIN Langsa
Keywords: Ulama, Dayah, Aceh

Abstract

Abstract

Ulama dalam masyarakat Aceh sebagai panutan yang menyatu dalam kontek keislaman. Pembentukan Ulama melalui dayah (pesantren), sehingga terbentuknya menjadi mujtahid dan pemangku pendidikan sekaligus implementator hukum. Ulama dan dayah bagaikan laut dan pantainya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Sehingga menyatu dalan seluruh ruh kehidupan masyarakat Aceh.  Eksistensi ulama sebagai pemimpin umat dan simbol pemersatu.Sebagai pemimpin informal alim ulama menjadi panutan, tempat bertanya dan tempat mengadu berbagaiproblematika. Masyarakat merasa terlayani dengan petuah darinya yang diberikan, merubah konsep kehidupan yang biasa kepada kehidupan yang Islami melalui pendidikan dayah. Seiring peruhan zaman, Ulamapun melakukan perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi yang diemban dalam pendidikan dayah memberantas kejahilan dalam masyarakat. Maka terbentuk ulama yang mengembangkan sayapnya sampai ke seluruh nusantara. Maka ulama Aceh merupahan muballigh ke seluruh pelosok Indonesia dan Asia tenggara, seperti Ke pulau Jawa, Banjar, Makasar, Semenanjung Malaka, Brunai Darusalam bahkan sampai ke Mindanau.

References

[1] A. Hasjmy, 1978, Bunga Rampai Revolusi dari Tanah Aceh, Jakarta: Bulan Bintang.
[2] -------------, 1993, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia,Bandung: Al Ma`arif.
[3] Azzumardi Azra, 1994, Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara abad XVII dan XVIII : melacak akar-akar pembaruan pemikiran Islam di Indonesia, Bandung : Mizan.
[4] Badruddin Hsubky, 1995, Delima Ulama dalam Perubahan Zaman,Jakarta: Gema Insani Press.
[5] Baihaqi A.K., 1983., “Ulama dan Madrasah Aceh”, dalam Taufik Abdullah, Agama dan Perubahan Sosial,Jakarta: Rajawali.
[6] Carnelis van Dijk, 1995.,Rebellion Under the Banner of Islam (The Darul Islam in Indonesia), terjemahan: Pemberontakan Darul Islam,Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
[7] Darmawijaya, 2007,Nikmatnya Tashawuf: mengupas Kisah Sukses Ulama Tashawuf dalam Islamisasi Nusantara, Makasar: Pustaka Refleksi.
[8] ------------, 2010, Kesultanan Islam di Nusantara,Jakarta: Pustaka Al Kautsar.
[9] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984, Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa Aceh, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
[10] Fairus M. Nur Ibrahim, (ed.), 2002, Syariat di Wilayah Syariat Pernik-pernik Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, (Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Provinsi NAD.
[11] Harun Nasutionn dkk, 2002, Ensiklopedi Islam Indonesia,Jakarta: Djambatan.
[12] Ibrahim Alfian, 1987, Perang di Jalan Allah: Perang Aceh 1873-1912,Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
[13] Inayatillah,2010,Peran Perguruan Tinggi Islam Pasca PenerapanSyariat Islam Di Aceh, dalamThe Role of Islamic Higher Learning Institution in Building Civil Society, STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa-Aceh.
[14] Ismail Abi Fida, t.th, Tafsir Ibnu Katsir, Bairut: Dar Al Fikri, t.th.
[15] Ismuha, 1976, Ulama dalam Persepsi Sejarah, Jakarta: LEKNAS-LIPI.
[16] Laode Ida, 1996,Anantomi Konfik NU, Elit Islam dan Negara,Jakarta: Putaka Sunar harapan.
[17] M. Hasbi Amiruddin, 1994, The Response of The ’Ulama’ Dayah to The Modernization of Islamic Law in Aceh,Disertasi Master: Institute of Islamic Studies McGill University Montreal.
[18] Misnawati, 2011, Pengaruh Manajemen Pendidikan Dayah Salafiyah di Aceh Timur terhadap Pendidikan Masyarakat, dalam Dinamika Studi Keislaman: Konseptualisasi dan AktualisasiIslam dalam Pelataran Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan, Langsa: STAIN Zawiyah Cot kala Langsa.
[19] Muhamad Iqbal, 2009, Hukum Islam Indonesia Modern: Dinamika Pemikiran Dar Fiqh Klasik ke Fiqih Indonesia, (Tenggerang : Gaya Media Pratama.
[20] Muhammad Rizal, 2008, Persatuan Ulama Seluruh Aceh Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia tanhun 1945-1949, Skripsi, Prodi Ilmu Sejarah, FIB-UI Jakarta.
[21] Munzirin dkk, 2009, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pinus.
[22] MusyrifahSunanto, 2005, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta Rajawali Press.
[23] Mutiara Fahmi Razali, 30 Mei 2012, PERTI dan Syeikh Wahbah Al-Zuhaily,theatjehpost [at] gmail. com.
[24] Nazaruddin Syamsuddin, 1999, Revolusi di Serambi Mekkah: Perjuangan Kemerdekaan dan Pertarungan Politik di Aceh tahun 1945-1949, Jakarta: UI Press.
[25] Saifuddin Zuhri, 1981, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia,Bandung: Al Ma`arif.
[26] Serambi Indonesia, Kamis, 27 September 2012.,Opini, Kebijakan Ekonomi Berbasis Lokal, oleh: Yudi Wahyudin, M.Si,
[27] Shabri, et al., 2005, Kedudukan dan Peran Dayah di Aceh Pada Masa Revolusi Kemerdekaan (1945-1949), Banda Aceh: Badan Perpustakaan Provinsi NAD, 2005,
[28] Sri Mulyati, 2006, Tasawuf Nusantara: Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka, Jakarta: Pustaka Kencana.
[29] Syamsul Rizal dkk, 2008, Syariat Islam dan ParadigmaKemanusiaan, (Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Prov NAD.
[30] Tim Monografi Daerah Istimewa Aceh, 1976,Monografi Daerah Istimewa Aceh, Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
[31] Wacana Pemikiran Santri Dayah, 2007, (Banda Aceh: BRR Nad-Nias, PKPM Aceh dan Wacana Press,
Published
2022-04-29
How to Cite
Ar-Rahmany, M. (2022). ULAMA DAN DAYAH DALAM NOMEGKLATUR MASYRAKAT ACEH. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(12), 4101-4122. https://doi.org/10.47492/jip.v2i12.1509
Section
Articles