FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PETANI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL MERAH II

  • Haslinda Pratiwi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi, Indonesia
  • Melda Yenni Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi, Indonesia
  • Eko Mirsiyanto Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi, Indonesia
Keywords: Dermatitis Kontak, Penggunaan APD, Personal Hygiene

Abstract

Dalam melakukan pekerjaannya bercocok tanam, membersihkan lahan pertanian, pemupukan, penyemprotan, perawatan dan memanen tanaman menyebabkan petani terpapar berbagai bahan kimia yang menyebabkan petani mengalami timbulnya dermatitis kontak. Puskesmas Paal Merah II memiliki tiga pos UKK dengan jumlah petani sebanyak 61 orang petani. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan gejala dermatitis kontak pada petani di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi. Peneltian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah petani anggota pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi sebanyak 57 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2021. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Sebanyak 73,7% responden memiliki gejala dermatitis kontak, 80,7% responden tidak lengkap mengggunakan APD dan 64,9% responden memiliki personal hygiene kurang baik. Ada hubungan antara penggunaan APD (p-value=0,000), personal hygiene (p-value=0,000) dengan gejala dermatitis kontak pada petani di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah II. Diharapkan kepada Puskesmas pemegang pos UKK untuk meningkatkan pembinaan dan menjadikan ketua pos UKK sebagai role model bagi petani dalam penggunaan alat pelindung diri yang sesuai pada saat bekerja dan menjaga kebersihan diri sebelum dan setelah bekerja

References

[1] Djojosumarto, P. (2008). Pestisida & Aplikasinya. Jakarta: Agromedia Pustaka.
[2] Handayani, M. (2018). Hubungan Personal Hygiene, Lama Penyemprotan Dan Penggunaan APD Dengan Gejala Dermatitis Kontak Iritan Pada Petani (Studi Di Dusun Parit Pangeran) Desa Tanjung Saleh Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. niversitas Muhammadiyah Pontianak.
[3] Jumiati, A., Kurniawati, E., & Munawar, A. (2020). aktor yang Berhubungan dengan Gejala Klinis Dermatitis Kontak Pada Kelompok Petani kelapa di Mendahara Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman, 2(2), 70–76.
[4] Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
[5] Pradananingrum, S., Lestantyo, D., & Jayanti, S. (2018). Hubungan Personal Hygiene, Lama Kontak dan Masa Kerja dengan Gejala Dermatiti Kontak Iritan Pada Pengrajin Tahu Mrican Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(4), 378–386.
[6] Rahmatika, A., Saftarina, F., Anggraini, D. I., & Mayasari, D. (2020). Hubungan Faktor Risiko Dermatitis Kontak pada Petani. Jurnal Kesehatan, 1(1), 101–107.
[7] Siregar. (2005). Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit (I). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
[8] Suma’mur. (2013). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto.
[9] Sumita, N. M. (2019). aktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Petani Di Desa Balerejo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
[10] Susanto. (2018). Penyakit Kulit dan Kelamin. Yogyakarta: Nuha Medika.
[11] Tombeng, M. (2014). Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pada Petani. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Bali: Universitas Udayana.
[12] Yuni, N. E. (2015). Buku Saku Personal Hygiene. Yogyakarta: Nuha Medika.
Published
2022-02-28
How to Cite
Pratiwi, H., Yenni, M., & Mirsiyanto, E. (2022). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PETANI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL MERAH II. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(10), 3415-3420. https://doi.org/10.47492/jip.v2i10.1337
Section
Articles