PERAN SANGGAR COMPANG TOÉ DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA DESTINASI WISATA BUDAYA DI MANGGARAI BARAT

  • Bidayatun Nuzul Yuni Astuti Universitas Padjadjaran
  • Eva Tuckyta Sari Sujatna Universitas Padjadjaran
  • Mohamad Sapari Dwi Hadian Universitas Padjadjaran
Keywords: wisata budaya, sanggar seni, pariwisata budaya berkelanjutan

Abstract

Meskipun wisata alam di Manggarai Barat seperti Taman Nasional Komodo telah terkenal mendunia, wisata budayanya masih relatif sepi peminat. Padahal di wilayah ini tersimpan potensi wisata lain berupa kekayaan budaya yang dipelihara oleh warga melalui sanggar swadaya. Salah satu contohnya adalah Sanggar Compang Toé di Kampung Melo yang terletak tidak jauh dari Labuan Bajo, ibukota Manggarai Barat. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, penelitian ini berupaya mengidentifikasi potensi wisata budaya di Kampung Melo serta peran Sanggar Compang Toé dalam mewujudkan destinasi wisata budaya. Pengambilan data primer dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Sebagai hasilnya, ditemukan bahwa sedikitnya terdapat tiga bentuk budaya yang dapat diangkat dan dikelola menjadi daya tarik wisata. Pengelolaan daya tarik wisata dapat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat yang tergabung dalam Sanggar Compang Toé agar manfaatnya kembali ke masyarakat itu sendiri. Diperlukan kajian lebih mendalam untuk memaksimalkan peran para pemangku kepentingan yang lain dalam mendukung terwujudnya destinasi wisata budaya.

References

[1] Ardiwidjaja, Roby. Pariwisata Budaya: Pelestarian Budaya Sebagai Daya Tarik Ke-Indonesiaan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2020.
[2] Arsanda, Fubby Pramesti. Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Di Kabupaten Manggarai Barat, 2020.
[3] Badan Pusat Statistik. “Rata-Rata-Lama-Menginap-Tamu-Asing-Dan-Tamu-Domestik-Menurut-Bulan-Hari-Di-Provinsi-Nusa-Tenggara-Timur-2019,” n.d. https://ntt.bps.go.id/dynamictable/2020/06/24/1473/rata-rata-lama-menginap-tamu-asing-dan-tamu-domestik-menurut-bulan-hari-di-provinsi-nusa-tenggara-timur-2019-.
[4] Bertomi, Charles, Ni Made Oka Karini, and I Putu Sudana. “Pengemasan Paket Ekowisata Di Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.” Jurnal IPTA 3, no. 2 (2015): 92.
[5] Creswell, John W. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches. 4th ed. Sage Publications, Inc., 2014.
[6] Emekli, Gözde, and Füsun Baykal. “Opportunities of Utilizing Natural and Cultural Resources of Bornova (Izmir) through Tourism.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 19 (2011): 181–189. http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.05.122.
[7] Fatimah, Sri, and S. K. Ayu. “Rural Tourism Development: Institution, Disaster and Communication.” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 466, no. 1 (2020).
[8] Goodwin, Harold, and Rosa Santilli. “Community-Based Tourism: A Success ?” Tourism Management 11 (2009): 1–37.
[9] Hidayah, Siti, Ernawati Purwaningsih, Titi Mumfangati, Tugas Tri Wahyono, Gde Agus Mega Saputra, Rudy Gunawan Erwinsyah, and Nurfina Amini. “Sanggar Seni Sebagai Wahana Pewarisan Budaya Lokal: Studi Kasus Sanggar Seni Jaran Bhodag ‘Sri Manis’ Kota Probolinggo,” no. December 2012 (2012).
[10] Jupir, Maksimilianus M. “Implementasi Kebijakan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal (Studi Di Kabupaten Manggarai Barat).” Journal of Indonesian Tourism and Development Studies 1, no. 1 (2013): 28–38.
[11] Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas, Dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004.
[12] Miles, Matthew B., and A. Michael Huberman. “Qualitative Data Analysis.” CEUR Workshop Proceedings. Sage Publications, Inc., 1994.
[13] Nurcahyono, Okta Hadi. “Kapasitas Komunitas Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Pedesaan.” Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi 1, no. 01 (2017): 42–60.
[14] Pakpahan, Rosdiana. “Implementasi Prinsip Pariwisata Berbasis Komunitas Di Desa Wisata Nglinggo Yogyakarta.” Jurnal Master Pariwisata (JUMPA) 05 (2018): 129.
[15] Pariwisata, Kementerian. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,” no. April (2009).
[16] Prakoso, Aditha Agung, and Vina Dini Pravita. “Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas Pada Desa Nelayan Di Daerah Istimewa Yogyakarta.” In SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 2018 : Membangun Green Entrepreneur Solusi Bonus Demografi Indonesia, 129–137. Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha, 2018.
[17] Purnama, Yuzar. “Peranan Sanggar Dalam Melestarikan Kesenian Tradisional Betawi.” Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 7, no. 3 (2015): 461.
[18] Ritchie, J. R.Brent, and Michel Zins. “Culture as Determinant of the Attractiveness of a Tourism Region.” Annals of Tourism Research 5, no. 2 (1978): 252–267.
[19] Salesman, Frans, Stefanus Rodrick Juraman, Arman Lette, Yonas G.D. Gobang, and Maria Philomena Erika Rengga. “The Controversy between the Indonesian Government Policy and Manggarai’s Culture Value about ‘Sopi’ Liquor.” Journal of Drug and Alcohol Research 7, no. May (2018).
[20] Sanjaya, Fransiskus O, and R. Kunjana Rahardi. “Kajian Ekolinguistik Metaforis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Upacara Pernikahan Adat Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.” Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 7, no. 2 (2021): 12.
[21] Saputra, Hardika. “Seni Dan Budaya Tenun Ikat Nusantara.” Research Gate 1, no. May (2019): 1–15. https://www.researchgate.net/publication/333338833_Seni_dan_Budaya_Tenun_Ikat_Nusantara.
[22] Suansri, Potjana. Community Based Tourism Handbook. Community Based Tourism Handbook. Thailand: REST Project, 2003.
[23] Sukmadewi, Ni Putu Rika, I Nyoman Darma Putra, and I Wayan Suardana. “Potensi Dan Pengembangan Desa Wisata Suranadi Di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.” Jurnal Master Pariwisata (JUMPA) 05 (2019): 424.
[24] Susanti, Santi, Dian Wardiana Sjuchro, Fakultas Ilmu, and Komunikasi Universitas. “Saung Angklung Udjo: Wisata Dan Pelestarian Budaya.” Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi IX, no. 2 (2019).
[25] Yanita, Hasni Aurilia, and Sukma Nyoman Arida. “Pengembangan Potensi Ekowisata Di Desa Liang Ndara Kabupaten Manggarai Barat.” Jurnal Destinasi Pariwisata 4, no. 2 (2016): 103–108.
Published
2022-01-31
How to Cite
Astuti, B., Sujatna, E., & Hadian, M. (2022). PERAN SANGGAR COMPANG TOÉ DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA DESTINASI WISATA BUDAYA DI MANGGARAI BARAT. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(9), 3059-3070. https://doi.org/10.47492/jip.v2i9.1275
Section
Articles