HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN PRE-MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI
Keywords:
Adolescents, Premenstrual Syndrome, Physical Activity, Mass Index Body (BMI).
Abstract
Premenstrual syndrome (PMS) is a set of physical and mental symptoms that occur one week to several days before menstruation and vanish until menstruation arrives. Premenstrual syndrome (PMS) is characterized by severe pain. While premenstrual syndrome is not life threatening, it can have a negative impact on a woman's mental health and productivity. Physical activity and Body Mass Index (BMI) are two factors that affect the occurrence of premenstrual syndrome. The aim of this research was to see if there was a connection between physical activity and body mass index (BMI), as well as the prevalence of premenstrual syndrome in young women. The approach used in this analysis was a literature review. Data was gathered from 10 relevant journals, 7 of which were national and 3 of which were foreign. Secondary data was used in the review, and data analysis was completed in September 2020. Both trials with the dependent variable premenstrual syndrome and associated physical activity as well as the independent variables body mass index (BMI) were included in this study. Journals and academic papers for this study were collected from an online database that was available from 2015 to 2020.
References
[1] Abeje, Abebaw, and Zerihun Berhanu. 2019. “Premenstrual Syndrome and Factors Associated with It among Secondary and Preparatory School Students in Debremarkos Town, North-West Ethiopia, 2016.” BMC Research Notes 12(1):1–5. doi: 10.1186/s13104-019-4549-9.
[2] Abdillah, T. J. 2010. “Kadar Serum Magnesium terhadap Gambaran Sindrom Pramenstruasi yang Dinilai dengan Premenstrual Syndrome Scale” Skripsi S1 Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara., 2010
[3] Agus.Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Yudistira, 2007
[4] Amjad, A., Kumar, R. danMazher, S. B.
[5] 2014. “Socio-demographic Factor and Premenstrual Syndrome among Women attending a Teaching Hospital in Islamabad”. Pakistan. J Pioneer Med Sci, 2014: h 31-38
[6] Anggraeni, Nurul. 2018. “Hubungan Pengetahuan Gizi, Status Gizi, Asupan Kalsium, Magnesium, Vitamin B6 Dan Aktivitas Fisik Dengan Sindrom Pramenstruasi (Studi Pada Mahasiswi Peminatan Gizi Kesmas Fkm Undip Tahun 2017).” Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 6(1):526–36.
[7] Anon. n.d. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Derajat Premenstrual Syndrome Pada Siswi SMA Negeri 17 Jakarta Wara Anung Anindita.” 1–15
[8] Arisman, M. B. (2010). Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi-2. Jakarta: EGC.
[9] BKKBN; Kemenkes RI.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta : s.n., 2013.
[10] Borenstein, J. E., Dean, B. B., Endicott, J., Wong, J., Brown, C., dan Yonkers, K. A. “Health and Economic Impact of The Ptemenstrual Syndrome”. J Reprod Med, 2004: h 54-65
[11] Brannon, L. Health Psychology: An Introduction to Behaviour and Healt., 2007
[12] Christy, Costanian, Akiki Zeina, Daou Safaa, and Assaad Shafika. 2018. “Factors Associated with Premenstrual Syndrome and Its Different Symptom Domains
[13] among University Students in Lebanon.” International Journal of Women’s Health and Wellness 4(1):1–10. doi: 10.23937/2474-1353/1510068.
[14] Creswell, J. W. (1998). Qualitatif Inquiry andResearch Design. Sage Publications, Inc:California.
[15] Daley, A. “Exercise and Premenstrual Symptomatology: a Comprehensive review”. J Womens Health, 2009: h 13-16
[16] Dariyo, Agus. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Refika Aditama, 2007
[17] Delara, M., Ghofranipour, F., Azadfallah, P., Tavafian, S. S., danMontazeri, A. “Health Related Quality of Life Among Adolescents With Premenstrual
[18] Depkes RI. Pembinaan Kesehatan Olahraga di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013
[19] Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. (2020). Profil Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2017. Martapura : Dinkes Kota Banjarmasin.
[20] Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. (2020). Profil Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2018. Martapura : Dinkes Kota Banjarmasin.
[21] Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. (2020). Profil Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2019. Martapura : Dinkes Kota Banjarmasin.
[22] Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
[23] Harber, V. J. dan Sutton, J. R. “Endorphins and Exercise”. Sports Med, 2005: h 87-93
[24] Hidayat, A.A.A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
[25] Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
[26] Info, A. (2020) ‘Original Research Relationship Between Degree of Stress and Physical’, 8, pp. 125–133. doi: 10.20473/jbe.v8i22020.
[27] Lau, E. Super Sehatdalam 2 Minggu. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2011
[28] Maulana, H.D. Promosi Kesehatan. jakarta: EGC, 2008
[29] Mizgier, M. et al. (2019) ‘The relationship between body mass index, body composition and premenstrual syndrome prevalence in girls’, Ginekologia Polska, 90(5), pp. 256–261. doi:10.5603/GP.2019.0048.
[30] Mohebi, Siamak, Mahmoud Parham, Gholamreza Sharifirad, and Zabihollah Gharlipour. 2018. “Social Support and Self - Care Behavior Study.” 1–6. doi: 10.4103/jehp.jehp.
[31] Mufida, Ery. 2015. “Faktor Yang Meningkatkan Risiko Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi.”Jurnal Biometrika Dan Kependudukan 4(1):7–13.
[32] Mulyasari, Indri, Rahardjo Apriyatmoko, Program Studi, Ilmu Gizi, Program Studi Keperawatan, Kata Kunci, and Sindrom Pra Menstruasi. 2016. “JGK-Vol.8, No.17 Januari 2016.” 8(17):54–61.
[33] Nashruna, Ifana. “Hubungan Aktivitas Olahraga dan Obesitas dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi. Klaten”, 2012: 66-71
[34] Nurcahyo. Ilmu Kesehatan Jilid 2. Jakarta: Depdiknas, 2008 Putri, Kristy Mellya. 2017. “Hubungan Aktifitas Fisik Dan Depresi Dengan Kejadian Sindrom Pra Menstruasi.” JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) 1(1):18–24. doi: 10.33006/ji-
kes.v1i1.55.
[35] Pertiwi, C., 2016. "Hubungan Aktivitas Olahraga Terhadap Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja Di Sman 4 Jakarta". Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
[36] Ramadona, E.T., 2018. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Tingkat Aktivitas Fisik Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V Di Sd Negeri Samirono Kecamatan Depok Kabupaten Sleman”. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
[37] Ristianingrum, ika., Rahmawati, indah & Rujiato, lantip (2010). Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan tes fungsi paru. Mandala of Health Journal. 4(2).
[38] Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
[39] Sandrina. 2013. Indeks Masa Tubuh. http//www. unair.ac.id. akse 2 Maret 2017
[40] Santrock, J.W. Adolescence. Madison: Brown & Benchmark Publishers, 2005
[41] Safitri, Rizka, Kurnia Rachmawati, Program Studi, Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, and Universitas Lambung. 2016. “Faktor-Faktor Resiko Kejadian Premenstrual.” (3):118–23.
[42] Saryono. (2009). Sindrom Premenstruasi : mengungkap tabir sensitifitas perasaan menjelang menstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika.
[43] Setiawan, A. & Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 Dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika.
[44] Sumosardjuno, Sadoso. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta: Gramedia, 2008
[45] Supariyasa. 2012.Status Gizi. Bandung ALFABETA
[46] uparman, E., 2011. Premenstrual Syndrome. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[47] Umami, F. 2017. "Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada Pra Lansia Usia 45-55 Tahun". Skripsi. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan. Jombang:Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Insan Cendekia Medika.
[48] istabunda. 2013. Indeks Masa Tubuh dan Hidup Sehat. http//www. vistabunda.com.akses 3 maret 2017
[49] Widyastuti, Y., dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitrimaya.
[50] Wara, Reza. 2017. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Derajat Premenstrual Syndrome Pada Siswi Sma Negeri 17 Jakarta”. Jurnal. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
[51] Wijayanti, Yoga Tri. 2015. “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Premenstrual Syndroma Pada Remaja Putri.” Jurnal Kesahatan Metro Sai Wawai 8(2):1–7.
[52] Wiley, J. Premenstrual Syndrome: Textbook of Obstetrics and Gynaecology. UK: Wiley- Blackwell, 2012
[53] Wiknjosastro, Hanifa, 2010, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
[54] Young, Simon. “HowIncrease Serotonin In the Human Brain Without Drugs”. Montreal: McGill University, 2007
[2] Abdillah, T. J. 2010. “Kadar Serum Magnesium terhadap Gambaran Sindrom Pramenstruasi yang Dinilai dengan Premenstrual Syndrome Scale” Skripsi S1 Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara., 2010
[3] Agus.Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Yudistira, 2007
[4] Amjad, A., Kumar, R. danMazher, S. B.
[5] 2014. “Socio-demographic Factor and Premenstrual Syndrome among Women attending a Teaching Hospital in Islamabad”. Pakistan. J Pioneer Med Sci, 2014: h 31-38
[6] Anggraeni, Nurul. 2018. “Hubungan Pengetahuan Gizi, Status Gizi, Asupan Kalsium, Magnesium, Vitamin B6 Dan Aktivitas Fisik Dengan Sindrom Pramenstruasi (Studi Pada Mahasiswi Peminatan Gizi Kesmas Fkm Undip Tahun 2017).” Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 6(1):526–36.
[7] Anon. n.d. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Derajat Premenstrual Syndrome Pada Siswi SMA Negeri 17 Jakarta Wara Anung Anindita.” 1–15
[8] Arisman, M. B. (2010). Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi-2. Jakarta: EGC.
[9] BKKBN; Kemenkes RI.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta : s.n., 2013.
[10] Borenstein, J. E., Dean, B. B., Endicott, J., Wong, J., Brown, C., dan Yonkers, K. A. “Health and Economic Impact of The Ptemenstrual Syndrome”. J Reprod Med, 2004: h 54-65
[11] Brannon, L. Health Psychology: An Introduction to Behaviour and Healt., 2007
[12] Christy, Costanian, Akiki Zeina, Daou Safaa, and Assaad Shafika. 2018. “Factors Associated with Premenstrual Syndrome and Its Different Symptom Domains
[13] among University Students in Lebanon.” International Journal of Women’s Health and Wellness 4(1):1–10. doi: 10.23937/2474-1353/1510068.
[14] Creswell, J. W. (1998). Qualitatif Inquiry andResearch Design. Sage Publications, Inc:California.
[15] Daley, A. “Exercise and Premenstrual Symptomatology: a Comprehensive review”. J Womens Health, 2009: h 13-16
[16] Dariyo, Agus. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Refika Aditama, 2007
[17] Delara, M., Ghofranipour, F., Azadfallah, P., Tavafian, S. S., danMontazeri, A. “Health Related Quality of Life Among Adolescents With Premenstrual
[18] Depkes RI. Pembinaan Kesehatan Olahraga di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013
[19] Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. (2020). Profil Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2017. Martapura : Dinkes Kota Banjarmasin.
[20] Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. (2020). Profil Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2018. Martapura : Dinkes Kota Banjarmasin.
[21] Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. (2020). Profil Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2019. Martapura : Dinkes Kota Banjarmasin.
[22] Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
[23] Harber, V. J. dan Sutton, J. R. “Endorphins and Exercise”. Sports Med, 2005: h 87-93
[24] Hidayat, A.A.A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
[25] Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
[26] Info, A. (2020) ‘Original Research Relationship Between Degree of Stress and Physical’, 8, pp. 125–133. doi: 10.20473/jbe.v8i22020.
[27] Lau, E. Super Sehatdalam 2 Minggu. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2011
[28] Maulana, H.D. Promosi Kesehatan. jakarta: EGC, 2008
[29] Mizgier, M. et al. (2019) ‘The relationship between body mass index, body composition and premenstrual syndrome prevalence in girls’, Ginekologia Polska, 90(5), pp. 256–261. doi:10.5603/GP.2019.0048.
[30] Mohebi, Siamak, Mahmoud Parham, Gholamreza Sharifirad, and Zabihollah Gharlipour. 2018. “Social Support and Self - Care Behavior Study.” 1–6. doi: 10.4103/jehp.jehp.
[31] Mufida, Ery. 2015. “Faktor Yang Meningkatkan Risiko Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi.”Jurnal Biometrika Dan Kependudukan 4(1):7–13.
[32] Mulyasari, Indri, Rahardjo Apriyatmoko, Program Studi, Ilmu Gizi, Program Studi Keperawatan, Kata Kunci, and Sindrom Pra Menstruasi. 2016. “JGK-Vol.8, No.17 Januari 2016.” 8(17):54–61.
[33] Nashruna, Ifana. “Hubungan Aktivitas Olahraga dan Obesitas dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi. Klaten”, 2012: 66-71
[34] Nurcahyo. Ilmu Kesehatan Jilid 2. Jakarta: Depdiknas, 2008 Putri, Kristy Mellya. 2017. “Hubungan Aktifitas Fisik Dan Depresi Dengan Kejadian Sindrom Pra Menstruasi.” JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) 1(1):18–24. doi: 10.33006/ji-
kes.v1i1.55.
[35] Pertiwi, C., 2016. "Hubungan Aktivitas Olahraga Terhadap Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja Di Sman 4 Jakarta". Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
[36] Ramadona, E.T., 2018. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Tingkat Aktivitas Fisik Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V Di Sd Negeri Samirono Kecamatan Depok Kabupaten Sleman”. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
[37] Ristianingrum, ika., Rahmawati, indah & Rujiato, lantip (2010). Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan tes fungsi paru. Mandala of Health Journal. 4(2).
[38] Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
[39] Sandrina. 2013. Indeks Masa Tubuh. http//www. unair.ac.id. akse 2 Maret 2017
[40] Santrock, J.W. Adolescence. Madison: Brown & Benchmark Publishers, 2005
[41] Safitri, Rizka, Kurnia Rachmawati, Program Studi, Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, and Universitas Lambung. 2016. “Faktor-Faktor Resiko Kejadian Premenstrual.” (3):118–23.
[42] Saryono. (2009). Sindrom Premenstruasi : mengungkap tabir sensitifitas perasaan menjelang menstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika.
[43] Setiawan, A. & Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 Dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika.
[44] Sumosardjuno, Sadoso. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta: Gramedia, 2008
[45] Supariyasa. 2012.Status Gizi. Bandung ALFABETA
[46] uparman, E., 2011. Premenstrual Syndrome. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[47] Umami, F. 2017. "Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada Pra Lansia Usia 45-55 Tahun". Skripsi. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan. Jombang:Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Insan Cendekia Medika.
[48] istabunda. 2013. Indeks Masa Tubuh dan Hidup Sehat. http//www. vistabunda.com.akses 3 maret 2017
[49] Widyastuti, Y., dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitrimaya.
[50] Wara, Reza. 2017. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Derajat Premenstrual Syndrome Pada Siswi Sma Negeri 17 Jakarta”. Jurnal. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
[51] Wijayanti, Yoga Tri. 2015. “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Premenstrual Syndroma Pada Remaja Putri.” Jurnal Kesahatan Metro Sai Wawai 8(2):1–7.
[52] Wiley, J. Premenstrual Syndrome: Textbook of Obstetrics and Gynaecology. UK: Wiley- Blackwell, 2012
[53] Wiknjosastro, Hanifa, 2010, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
[54] Young, Simon. “HowIncrease Serotonin In the Human Brain Without Drugs”. Montreal: McGill University, 2007
Published
2021-12-28
How to Cite
Daiyah, I., Rizani, A., & Adella, E. (2021). HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN PRE-MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(7), 2273-2286. https://doi.org/10.47492/jip.v2i7.1108
Section
Articles
Copyright (c) 2021 Jurnal Inovasi Penelitian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
