PERAN MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN DESA WISATA BUDAYA LOKAL (LOCAL HERITAGE)

  • Ida Maulida Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Subang
  • Mimin Aminah Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Subang
Keywords: Desa Wisata, Kearifan Lokal, Kebudayaan Lokal

Abstract

Desa wisata merupakan desa yang dijadikan tempat wisata untuk menarik wisatawan berkunjung karena memiliki daya tarik dari desa tersebut. Tujuan dari kegiatan tersebut sebagai salah satunya untuk peningkatan pendapatan warga. Desa Kawunganten Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat memiliki daya Tarik dalam pengembangan desa wisata yang berbasis desa wisata budaya lokal (Local Heritage) yang salah satunya potensi cagar budaya Situs Nyimas Kawunganten, Taman Srikandi, dan Taman Arimbi yang mana potensi desa ini dikembangkan berbasis alam, budaya dan juga buatan (Kreatif). Teknik analisis data yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil analisis bahwa Desa Kawunganten dalam pelestarian desa wisata budaya lokal (local heritage) mengusung mempertahankan kearifan lokal salah satunya menggunakan aksara sunda pada tanda Publik di Desa Kawunganten. Tentunya dalam tanda publik dalam Lanskap Lingustik tersebut memiliki makna dan arti pada Desa Kawunganten. Dalam perkembangan desa wisata budaya lokal, tidak hanya mempertahankan kearifan lokal tentu harus mengikuti perkembangan zaman yaitu berkomunikasi menggunakan Bahasa asing, salah satunya dengan mempelajari Bahasa Inggris untuk mempromosikan Desa Wisata Budaya Lokal di Desa Kawunganten

References

[1] Ardhian, D., & Soemarlam, S. 2018. Mengenal Kajian Lanskap Linguistik dan Upaya Penataannya Dalam Ruang Ruang Publik Di Indonesia. Jurnal AKRAB JUARA, 3(3), 170–181. http://akrabjuara.com/index.php/akrabjuar a/article/view/307
[2] Backhaus, P. 2007. Linguistic landscapes: a comparative study of urban multilingualism in Tokyo. Tokyo: Clevedon Buffalo: Multilingual Matters.
[3] Blommeart, J. d. 2014. Ethnographic Linguistic Landscape Analysis and Social Change: A Case Study. . Tilburg: Tilburg University: Tilburg Papers in Culture Studies.
[4] Bloomaert, J. 2013. Etnography, Superdiversity, and Linguistic Landscapes. Bristo: Multilingual Matters
[5] Chaer, A. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
[6] Erikha, Fajar. 2018. Konsep Lanskap Linguistik pada Papan Nama Jalan Kerajaan (Râjamârga): Studi Kasus Kota Yogyakarta. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya 8, no. 1 (April). 10.17510/paradigma.v8i1.231.
[7] Dany Ardhian, S. 2018. MENGENAL KAJIAN LANSKAP LINGUISTIK DN UPAYA PENATAANNYA DALAM RUANG-RUANG PUBLIK DI INDONESIA. AKRAB JUARA , 170-181
[8] Helty, dkk. 2023. Konsep Penamaan pada Ruang Publik di Provinsi Jambi: Kajian Lanskap Linguistik. Jurnal Diglosia. 7 (1): 26-35. https://www.jurnal.unma.ac.id/index.php/dl/article/view/4316
[9] Izar, Julisah, A. K. 2021. Toponimi dan Aspek Penamaan Desa-desa di Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Diglosia. 5 (1): 89-99. https://jurnal.unma.ac.id/index.php/dl/article/view/2522Raju, S. S., Pooja, M., & Rana, N. 2020. Role of English literature in travel, tourism and hospitality industry. Dogo Rangsang Research Journal, 10(7), 27- 34.
[10] Maulida, Ida. Aminah, Mimin., & Eka Wahyuni, Dea. 2022. TEKNIK DEMONSTRASI PEMBELAJARAN KOMUNIKASI UMUM BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DESA WISATA PADA ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA CIBEUSI. J-ABDI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(7), 5401–5406. https://doi.org/10.53625/jabdi.v2i7.3963
[11] Ubad Abdullah, Cep., & Panji Wulung, S. R. 2023. Lanskap Linguistik Daya Tarik Wisata: Aspek Multilingualisme di Kawasan Pariwisata Nasional Lembang dan Tangkubanparahu. Khasanah Ilmu : Jurnal Pariwisata Dan Budaya Volume 14 Nomor 1, Maret 2023 ISSN : 2087-0086 (print), 2655-5433 (online) DOI 10.31294/khi.v14i1.14350.
[12] Puzey, Guy. 2016. Linguistic Landscapes. Dalam The Oxford of Handbook of Names and Naming, ed. Carole Hough, 476–496. Oxford: Oxford University Press.
[13] Sahril, S. Z. 2019. Lanskap Linguistik Kota Medan: Onomastika, Semiotika dan Spasial. Jurnal Medan Makna. 17 (2): 195-208Susanti, Elisa. Muhafidin, Didin, Karlina, Nina. 2018. PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM MELALUI PENGENALAN BAHASA ASING. Sawala: Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat. Volume 2 Nomor 1 Februari 2021 Halaman 44-55
[14] Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: PT Alfabeta.
[15] Sanggupri Buchori, M. & Kuswiah, Wiwi. 2001. Sejarah Kerajaan Tradisional Cirebon. Jakarta: CV Suko Rejo Bersinar
[16] Wahyuni, S. 2016. Representasi Kekuasaan dalam Imbauan di Ruang Publik. Widyaparwa, 44(1), 41-50.
[17] Wang, J.-J. 2015. Linguistic Landscape on Campus in Japan— A Case Study of Signs in Kyushu University. Intercultural Communication Studies XXIV, 24(1), 123–144.
[18] Wijana, I. D. P. 2014. Bahasa, Kekuasaan, dan Resistansinya: Studi Tentang Nama-Nama Badan Usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta. Humaniora, 26(1), 56–64.
[19] Yulia Putri Paradida. 2024. KONSEP PENAMAAN PADA RUANG PUBLIK DI KOTA MANOKWARI: KAJIAN LANSKAP LINGUISTIK LITERASI. Volume 8|Nomor 1|April 2024
[20] Pristina Pidada, I, A. 2021. PENGGUNAAN TANDA LUAR RUANG DAN FUNGSINYA DI KECAMATAN DENPASAR BARAT. Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.4661348 Vol. 22 No. 1 (April 2021) e-ISSN : 2613-9308 p-ISSN : 1907-3232 Hlm. 241 – 251
Published
2024-06-21
How to Cite
Maulida, I., & Aminah, M. (2024). PERAN MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN DESA WISATA BUDAYA LOKAL (LOCAL HERITAGE). E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 593-602. https://doi.org/10.47492/eamal.v4i2.3401
Section
Articles